Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan
Autor: | Budi Hairani, Deni Fakhrizal |
---|---|
Jazyk: | English<br />Indonesian |
Rok vydání: | 2017 |
Předmět: | |
Zdroj: | Jurnal Vektor Penyakit, Vol 11, Iss 1, Pp 1-8 (2017) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 1978-3647 2354-8835 |
DOI: | 10.22435/vektorp.v11i1.6084.1-8 |
Popis: | Areas with swamp aquatic ecosystem types which covers three districts in South Kalimantan holds the potential transmission of trematode worms into humans. Swamp waters inundated most of the year are very good conditions for the development of the snail population that have become an intermediate host of trematodes. Humans can be infected by trematodes if swallowing infective forms contained in the water or aquatic plants. This study aimed to identify the presence of trematode worms in the cercaria form and type of snails become intermediate host around the settlements. The study was an explorative study with cross-sectional design that conducted in June 2015. Snail sampling conducted in Sungai Papuyu, Sungai Buluh and Pihanin Raya village by hand collecting methods. Methods to find serkaria on snail was done by crushing techniques. The results of sampling over three villages showed there were six genus snail namely, Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus and Melanoides. There were two types of cercariae namely : Gymnocephalus cercariae and Ocelifera cercariae was found in snail Pomacea, Bellamyâ and Gyraulus in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village, whereas in Sungai Buluh Village not found infected snail. In conclusion, this study proves the peoples and livestock in Sungai Papuyu Village and Pihanin Raya Village in South Kalimantan potentially infected with trematodes. Further research need to be done in the form of worm disease examination to villagers that potentially infected with trematodes to confirm these current research findings.Wilayah dengan tipe ekosistem perairan rawa yang mencakup tiga kabupaten di Kalimantan Selatan menyimpan potensi penularan cacing trematoda pada manusia. Perairan rawa yang tergenang hampir sepanjang tahun merupakan kondisi yang sangat baik bagi perkembangan populasi keong yang dapat menjadi hospes perantara trematoda. Manusia dapat terinfeksi trematoda jika menelan bentuk infektif yang terdapat di air maupun tanaman air. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan cacing trematoda dalam bentuk serkaria serta mengidentifikasi jenis keong yang menjadi hospes perantara di sekitar pemukiman penduduk. Penelitian merupakan studi eksploratif dengan desain potong lintang yang dilaksanankan pada tahun 2015. Sampling keong dilakukan di Desa Sungai Papuyu, Sungai Buluh dan Pihanin Raya dengan metode hand collecting. Serkaria pada keong dideteksi dengan teknik crushing. Hasil sampling di ketiga desa didapatkan enam genus keong yaitu Pomacea, Bellamya, Indoplanorbis, Lymnaea, Gyraulus dan Melanoides. Di Desa Sungai Papuyu ditemukan Gymnocephalus cercariae dan Ocelifera cercariae pada keong Pomacea dan Bellamya, di Desa Pihanin Raya ditemukan Gymnocephalus cercariae pada keong Gyraulus, sedangkan di Desa Sungai Buluh tidak ditemukan keong yang positif serkaria. Penelitian ini membuktikan bahwa penduduk dan ternak di daerah perairan rawa Desa Sungai Papuyu, dan Desa Pihanin Raya di Kalimantan Selatan berpotensi terinfeksi cacing trematoda. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa pemeriksaan kecacingan pada penduduk desa yang berpotensi terinfeksi cacing trematoda untuk konfirmasi temuan tersebut. |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |