GAGALNYA PERANG ANTARA AMERIKA DAN UNISOVIET ( P D. III ) DI ERA PERANG DINGIN SEKALIPUN KEDUA NEGARA ADIDAYA SALING BERSAING PERSENJATAAN DAN TERLIBAT DALAM BERBAGAI KONFLIK REGIONAL DI BELAHAN BUMI
Autor: | Murtamadji Murtamadji |
---|---|
Jazyk: | English<br />Indonesian |
Rok vydání: | 2018 |
Předmět: | |
Zdroj: | Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Vol 8, Iss 1 (2018) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 1412-1271 2579-4248 |
DOI: | 10.21831/hum.v8i1.21009 |
Popis: | Kajian ini bertujuan untuk mencoba mengungkap beberapa faktor penyebab gagalnya perang besar antara Amerika Serikat dengan Unisoviet yang boleh kita sebut sebagai Perang Dunia III di era Perang Dingin ,sekalipun kedua negara Adi Daya tersebut terlibat dalam berbagai konflik regional di belahan Bumi, serta diantara keduanya timbul ketegangan , persaingan persenjataan maupun kecurigaan. Setelah berakhirnya PD II Negara Amerika dan Unisoviet dianggap sebagai negara Adidaya jauh lebih kuat dari negara negara lain di dunia. Keduanya saling bersaing dan berusaha memperluas pengaruhnya terhadap negara negara di dunia. Amerika sebagai negara Kapitalis dan unisoviet sebaga negara Sosialis Komunis, namun taksatupun dari mereka cukup kuat untuk memaksakan keinginannya kepada negara Adidaya lainnya. Dari persaingan, pergolakan, dan ketegangan serta kecuriaan ini terjadilah konflik antara kedua negara Adidaya tersebut yang disebut Perang Dingin. Pengaruh negara Adidaya tersebut melibatkan negara negara kecil yang bukan Super Power ( Adidaya ), hal ini terjadi karena negara negara kecil berkecenderungan mencari perlindungan keamanan dari negara negara yang mereka anggap kuat dan mampu melindungi. Kondisi inilah yang memicu timbulnya konflik regional dikalangan negara negara kecil yang sedang berkembang. Dari hasil kajian ini dapat diketahui bahwa faktor faktor yang menjadi penyebab gagalnya perang besar antara Amerika Serikat dengan Unisoviet di era perang dingin adalah : Adanya Balance of Power, balance of teror, perimbangan persenjataan nuklir, serta adanya sikap moral yang baik dan perasaan yang sama sama takut antara kedua negara adidaya , menyebabkan timbulnya sikap hati hati kedua negara Adidaya dalam mengambil keputusan untuk mendahului menekan tombol nuklirnya ( menyerang ). Kondisi seperti inilah yang menyebabkan perang besar antara Amerika dan Unisoviet tidak terjadi secara terbuka, meskipun dibelahan bumi yang lain terjadi konflik regional. Kajian ini memungkinkan dapat dijadikan pelajaran bagi negara negara kecil yang sedang berkembang , untuk tidak menggantungkan diri pada negara besar dalam mencari perlindungan keamanan, agar tidak dijadikan alat untuk kepentingan promosi kekuatan senjata oleh negara negara super power. Justeru dengan mengembangkan kekuatan militer secara profesional yang dibarengi dengan pengembangan IPTEK dan persenjataan yang canggih, akan mampu mengimbangi kekuatan negara lawan, sehingga hal ini dapat berfungsi sebagai daya tangkal bagi negara lawan, dan kenyataannya perimbangan kekuatan itu memang penting dalam menjamin perdamaian dunia. Hal ini seperti ungkapan Yunani kuno “Sivis Pakem Para Bellum” artinya “jika anda ingin damai maka bersiaplah untuk perang”. |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |