Popis: |
Salah satu industry farmasi di Semarang, Jawa Tengah menggunakan koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC) untuk mengolah limbah cair. Penggunaan PAC atas dasar kelayakan biaya dan efektivitas pengolahan. Apabila ditinjau dari aspek lingkungan, penggunaan koagulan sintetik dalam jumlah besar akan menimbulkan limbah lumpur yang sulit didegradasi, dan mampu mengubah tingkat keasaman air dan tanah disekitarnya, sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Pada penelitian ini kitosan digunakan sebagai nano bio koagulan untuk mengolah limbah cair industri farmasi. Variasi dosis nano bio koagulan dan kecepatan pengadukan dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi penyisihan parameter Chemical Oxygen Demand (COD), kekeruhan, dan Total Suspended Solid (TSS), limbah. Nani bio koagulan dibuat dari Cangkang keong Sawah (Pila Ampullacea) dan ukuran biokoagulan dibuat skala nano partikel dengan harapan mampu meningkatkan efektifitas penyisihan. Metode persiapan berupa deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Proses nano partikel menggunakan alat HEM, ukuran partikel diuji menggunakan SEM dan uji gugus fungsi menggunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan memiliki warna coklat abu-abu, ukuran partikel serbuk nano, kadar air 5,34 %, kadar abu 1,14 % dan derajat deasetil 25,27 %. Efisiensi penyisihan TSS yang tinggi sebesar 55,19 %, kekeruhan 64,73 % dan COD 55,63 %. Dosis yang optimum sebesar 200 mg/L dengan kecepatan pengadukan cepat 150 rpm. Nano biokoagulan kitosan paling efektif untuk menyisihkan kekeruhan dibandingkan dengan COD dan TSS limbah cair indutri farmasi. |