Perkembangan Awal Protocorm Anggrek Phalaenopsis amabilis secara In Vitro setelah Penambahan Zat Pengatur Tumbuh α-Naphtaleneacetic Acid dan Thidiazuron
Autor: | Eka Fitriana Candra Ningrum, Ikhsanudin Nur Rosyidi, Rizka Riliant Puspasari, Endang Semiarti |
---|---|
Jazyk: | English<br />Indonesian |
Rok vydání: | 2017 |
Předmět: | |
Zdroj: | Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal, Vol 34, Iss 1, Pp 9-14 (2017) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 0853-1625 2528-2050 |
DOI: | 10.20884/1.mib.2017.34.1.393 |
Popis: | Phalaenopsis amabilis (L.) Blume merupakan salah satu anggrek alam dengan nilai komersial yang tinggi. Keberadaannya di alam semakin sukar dijumpai akibat eksploitasi berlebihan dan kerusakan hutan. Selain itu budidaya anggrek ini cukup sulit dilakukan karena biji bersifat mikroskopis dan tidak memiliki endosperm, sehingga perlu dilakukan kultur in vitro. Dalam budidaya secara in vitro diperlukan medium pendukung pertumbuhan anggrek secara optimal misalnya dengan penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari golongan auksin dan sitokinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ZPT tersebut terhadap perkembangan protokorm (pertumbuhan embrio anggrek) P. amabilis secara in vitro dari aspek morfologi dan anatomi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan. Digunakan protokorm anggrek P. amabilis berumur 2 bulan. Protokorm disubkultur pada medium NP dengan kombinasi ZPT NAA dan TDZ pada berbagai konsentrasi dan diinkubasi pada ruangan dengan kelembaban tinggi, suhu 250C. Kemudian diamati protokorm anggrek selama 2 minggu yang mencakup persentase pertumbuhan, persentase protokorm yang membentuk tunas dan absorbing hair. Pembuatan preparat anatomi dilakukan dengan mengambil protokorm setiap minggunya, disimpan dalam larutan alkohol 70% dan dibuat preparat anatomi menggunakan metode Parafin dengan pewarnaan safranin. Hasil penelitian menunjukkan pada penambahan NAA dan TDZ pertumbuhan protokorm mencapai 100%. Persentase protokorm yang membentuk tunas berturut turut (0:0, 0.2:0, 0:0.5, 0.2:0.5, 0:1, dan 0.2:1) ppm adalah 24%, 22%, 32%, 40%, 40% dan 38% sedangkan untuk pengamatan protokorm yang membentuk absorbing hair sebesar 10%, 18%, 14%, 24%, 16%, dan 0%. Untuk diameter sel berukuran 39.2±0.47µm, 44.4±0.97µm, 39.08±0.5µm, 38.83±0.2µm,39.5±0.39µm dan 39.75±0.28µm. Sehingga dapat disimpulkan medium yang paling optimal dalam pertumbuhan anggrek P. amabilis secara in vitro adalah medium NP dengan kombinasi NAA dan TDZ (0.2 : 0.5) ppm. Kata kunci : Anatomi, Kultur In Vitro, Morfologi, Phalaenopsis amabilis |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |