REPRESENTASI BANGSAWAN SASAK DALAM TEKS ANGIN ALUS MASYARAKAT SASAK
Autor: | Dharma Satrya HD, Zainul Muttaqin |
---|---|
Jazyk: | English<br />Indonesian |
Rok vydání: | 2018 |
Předmět: | |
Zdroj: | Litera, Vol 17, Iss 1 (2018) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 1412-2596 2460-8319 |
DOI: | 10.21831/ltr.v17i1.15291 |
Popis: | Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan representasi bangsawan Sasak dalam teks Angin Alus masyarakat Sasak-Lombok. Pembahasan teks ini menggunakan perspektif semiotik Peirce dengan metode analisis Recouer. Pembahasan terdiri atas analisis struktur teks dan dunia yang digelar teks dan analisis hubungan pertama dan kedua dengan dunia penafsir. Hasil penelitian menemukan bahwa teks Angin Alus menunjukkan representasi kabar kesedihan orang Sasak dan bangsawan karena kehidupan membawanya ke suatu ruang yang memberikan penderitaan, baik dalam konteks historis Sasak maupun dalam konteks kekinian dengan konteks sosial yang berbeda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat Sasak juga mengalami percampuran dengan pihak luar yang mempengaruhi caranya memandang kehidupan. Generari muda Sasak-Lombok harus memahami posisi sebagai buaq ate, kembang mate, generasi yang selalu berserah diri dan sebagai lomboq, dengan selalu mengembalikannya kepada yang satu (Sa Sak), yakni Tuhan. Perbedaan antara diri dan yang lain melebur menjadi Sasak-Lombok sekarang. Kata kunci: representasi, masyarakat Sasak, kabar kesedihan, bangsawan THE REPRESENTATION OF SASAK ARISTOCRATS IN SASAK COMMUNITY’S TEXT ANGIN ALUS Abstract This study aims to describe the representation of Sasak aristocrats in Sasak-Lombok community’s text Angin Alus. The discussion of the text used Peirce’s semiotic perspective and Recouer’s analysis method. It consisted of the analysis of the text structure and the world represented by the text and the analysis of the first and second relationships with the world of interpreters. The research finding reveals that the text Angin Alus shows the representation of the news of sadness of Sasak people and aristocrats because life brings them to a space that gives suffering, both in the historical context of Sasak and in the contemporary context with different social contexts. This indicates that Sasak community also experience mixing with outsiders that affect the way they view life. Sasak-Lombok young generation have to understand the positions as buaq ate and kembang mate, as a generation that always show submission and as lomboq by always returning it to the one (Sa Sak), namely God. The differences between the self and others merge into the present Sasak-Lombok. Keywords: representation, Sasak community, Angin Alus, news of sadness, aristocrats |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |