ISLAM, HUMOR, DAN KRITIK: BUDAYA BANJAR DALAM KUMPULAN CERITA SI PALUI MASA ORDE BARU

Autor: Mujiburrahman Mujiburrahman
Jazyk: English<br />Indonesian
Rok vydání: 2022
Předmět:
Zdroj: Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, Vol 20, Iss 1, Pp 1-24 (2022)
Druh dokumentu: article
ISSN: 0215-837X
2460-7606
DOI: 10.18592/khazanah.v20i1.6370
Popis: Artikel ini bertujuan mengkaji kumpulan cerita pendek si Palui dalam bahasa Banjar yang terbit teratur di Banjarmasin Post. Kumpulan cerita Palui karya Yustan Azidin (1933-1995) berjudul Si Palui Raja Pandusta digali dan dianalisis dari sudut pandang glokalisasi atau pribumisasi Islam, yakni bagaimana berbagai nilai dan praktik Islam yang universal dan global diserap dan diapropriasi oleh budaya lokal Banjar. Artikel ini juga mencoba menggali berbagai pesan dan kritik yang terkandung di dalam cerita-cerita itu dilihat dalam konteks sosio-politik masa Orde Baru. Dalam kajian ini ditemukan bahwa cerita-cerita itu dengan fasih menghadirkan bagaimana orang-orang Banjar menginternalisasi nilai-nilai Islam melalui kerangka budaya mereka sendiri dalam berbagai bentuk pertemuan dan ritual keagamaan, termasuk pandangan mereka terhadap perempuan dan poligami; bagaimana mereka merespon ideologi pembangunan pemerintah; dan bagaimana mereka memandang orang Jawa sebagai suku terbesar di Indonesia. Cerita-cerita itu juga berhasil menghadirkan humor, kebijaksanaan dan kritik terhadap masyarakat Banjar dan/atau pemerintah Orde Baru. The purpose of the article is to study a collection of short stories of si Palui in Banjarese language that was regularly published in Banjarmasin Post. The collection of the short stories written by Yustan Azidin (1933-1995) entitled Si Palui Raja Pandusta is explored and analyzed in terms of glocalization or indigenization of Islam, that is, how the universal and global Islamic values and practices are absorbed and appropriated in the Banjarese local culture. The article also explores the messages and criticisms contained in the short stories within the socio-political context of the New Order period. This study finds that these short stories eloquently represent how the Banjarese people internalize Islamic values through the framework of their own culture in various forms of religious gatherings and rituals, including their views of woman and polygamy; how they respond to the government’s ideology of development; and how they look at the Javanese, the biggest ethnic group in Indonesia. The stories successfully present humor, wisdom and criticisms of the Banjarese society and/or the government of the New Order.
Databáze: Directory of Open Access Journals