Penerapan Smart Monitoring Tarpaulin Fish bagi Pembudidaya Ikan Aliran Sungai Jembatan Kembar di Kelurahan Loktabat Utara Banjarbaru berbasis MQTT

Autor: Dodon Turianto Nugrahadi, Irwan Budiman, Muliadi Muliadi, M. Reza Faisal
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2022
Předmět:
Zdroj: Madaniya, Vol 3, Iss 4 (2022)
Druh dokumentu: article
ISSN: 27214834
2721-4834
DOI: 10.53696/27214834.310
Popis: Smart Monitoring Tarpaulin Fish merupakan pengelolaan kualitas air tentang upaya memantau kualitas air sehingga dapat tercapai kualitas air kondisi yang diinginkan sesuai dengan kondisi alamiahnya. Pada kegiatan budidaya perikanan, untuk keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu wadah yang terbatas bahwa pH akan rendah dan kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen akan menurun, aktivitas pernafasan ikan naik dan selera makan ikan akan berkurang. Menurut Rochyani (2018) bahwa faktor penentu kualitas air untuk kolam budidaya ikan antara lain keasaman atau kebasaan air, kekeruhan air, suhu air, kandungan oksigen, dan kandungan garam. Warga di pesisir sungai jembatan kembar Loktabat Utara Kota Banjarbaru saat ini telah berbudidaya perikanan. Pengelolaan budidaya perikanan memerlukan pemantauan secara berkala dikarenakan perlunya pengamatan kualitas air budidaya perairan. Pembudidaya ikan sungai jembatan kembar Loktabat Utara rata-rata bekerja juga sebagai buruh harian, sehingga ada kalanya tidak dapat memantau kondisi kolam. Maka dibutuhkan teknologi yang dapat memudahkan dalam memantau pengelolaan kondisi kolam budidaya perikanan. Penggunaan smart monitoring tarpaulin fish ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu kolam terpal berbasis IoT (Internet of Things). Kondisi ini memantau kondisi suhu, dan kondisi tds air dengan menggunakan koneksi internet broadband berbasis MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) serta bertenaga surya. Hasil implementasi ini terpenuhinya pemantauan secara real time kondisi kolam budidaya ikan hingga 80%. Penurunan kematian ikan hingga 30% karena percepatan penanganan kualitas air.
Databáze: Directory of Open Access Journals