ERGONOMI PARTISIPASI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KESEDIAAN UNTUK PERUBAHAN KUALITAS HIDUP KELUARGA TUKANG SAMPAH/ PEMULUNG

Autor: Helena J. Kristina
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2017
Předmět:
Zdroj: J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol 12, Iss 3, Pp 171-180 (2017)
Druh dokumentu: article
ISSN: 1907-1434
2502-1516
DOI: 10.14710/jati.12.3.171-180
Popis: Abstrak Bintara – Bekasi adalah salah satu wilayah dimana sampah menjadi sumber material bagi kelangsungan hidup keluarga yang tinggal di sekitar Bintara. Masyarakat yang tinggal di sana kurang lebih ada 200 KK. Lapak ini dikelola oleh 10 bos lapak, dengan status sewa tempat untuk menampung sampah. Setiap bos membawahi 17 KK sampai 20 KK. Pekerjaan mereka adalah pemulung dan penarik sampah di rumah-rumah penduduk. Tipe penelitian adalah penelitian eksperimen, dikarenakan datanya belum pernah ada, dan harus diciptakan terlebih dahulu. Hasil penelitian ini, diharapkan akan berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat penghuni lapak sampah. Partisipan yang ikut ada 14 keluarga yang semuanya berprofesi sebagai pemulung selama 5 tahun lebih di lapak sampah 1 Bintara. Alat ukur kuesioner 1 untuk mengukur sikap, niat dan keinginan untuk perubahan kualitas hidup, disusun dengan pendekatan Theory of Reasoned Action. Alat ukur kuesioner 2 untuk memprediksi tingkat pengetahuan, orientasi dan motivasi partisipan. Tema edukasi bagian 1 yang diberikan terdapat empat modul, yaitu lubang resapan biopori, pembuatan kompos dan MOL , ketrampilan tangan daur ulang, dan penanaman bibit sayur dalam wadah bekas. Materi edukasi 2 disampaikan dalam bentuk skenario cerita yang meliputi: konsep lapak sampah hijau: bersama merawat lapak yang menjadi sumber ekonomi keluarga, bersama merawat lingkungan di sekitar lapak untuk kesehatan bersama, dan bersama merawat sikap saling menyapa, menghormati, mau mendengarkan, mau belajar untuk kemajuan diri, mau bekerjasama dan mau terbuka untuk kebaikan bersama, konsep K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) selama bekerja di lapak sampah dan konsep pemilahan sampah organik dan nonorganik sejak dari rumah penduduk. Penerapan ini dapat dikatakan berhasil karena para peserta mau mengikuti proses edukasi dan mau terlibat. Secara keseluruhan, sikap niat dan perilaku dari partisipan terhadap kegiatan edukasi tergolong dalam kategori sangat positif, walaupun terdapat penurunan nilai pada hasil pengukuran akhir. Penurunan nilai dipengaruhi oleh proses edukasi yang telah dilakukan, karena partisipan merasa sulit untuk mempraktekkannya dalam keseharian hidup, agak malas dan butuh tenaga lebih untuk mewujudkannya, kondisi udara serta lingkungan yang membuat partisipan cepat merasa lelah. Partisipan mempunyai latar belakang keluarga besar mereka adalah petani garapan di Karawang dan Indramayu, dimana hidup sebagai petani garapan adalah sangat jauh lebih sulit mendapat penghasilan yang layak. Mereka mengatakan bahwa menjadi pemulung dan tukang sampah lebih berhasil secara ekonomi untuk kehidupan mereka, sehingga mereka tidak terlalu menginginkan kembali mengeluti pekerjaan yang berhubungan dengan mengolah tanah dan tanaman. Abstract Bintara – Bekasi is one area where garbage becomes a source of living for people staying in that area. There are approximately 200 families living in Bintara traditional material recovery site. This facility is managed by 10 bosses, who rent land to collect trash. Each boss manages 17 -20 families. Their main jobs are scavengers and trash collectors in the neighbourhood area. The type of this research is experimental research, because there are no available data yet so that data have to be created first. The result of this research can be used to develop innovation in order to increase the quality of life of the trash collectors community.Total participants are 14 families who have been working as scavengers for more than 5 years in Bintara. The first questionnaires were developed to measure attitude, intention and behavior to have a changing quality of life, based on the theory of reasoned action. The second questionnaires were developed to predict the level of knowledge, orientation and motivation of participants. The first part of education theme consisted of four modules: biopore absorption hole, making compost and local microorganism , handicraft from recycled materials and planting vegetable seed in used plastic container. The second education materials are delivered into several scenarios, including: together nurturing the material recovery site as the economic source of families, together nurturing the surrounding environment for the health of community, together maintaining good attitude (greet and respect each other, willingness to listen, eagerness to learn, willingness to cooperate, and openess), occupational safety and health as well as the concept of separating organic and inorganic waste at the source. The implementation of these modules was quite successful because the participants were willing to follow the education process and participate actively. Overall, the attitude, intention and behavior of the participants on education process were strongly positive, although there were decreasing score on the final measurement. The decreasing score was influenced by the education process that has been conducted before, because some participants were facing difficulties in implementing the education materials in their daily lives, they were reluctant due to extra energy needed to implement it, and the hot environment that makes them feel tired rapidly. The family background of the participants were farm workers in Karawang and Indramayu, where they thought farm workers were more difiicult to make a living. They considered that being scavengers and trash collectors gave them more economic benefit , so that they do not want to do any more work related to cultivate soils and planting crops. Keywords : participatory ergonomics, traditional material recovery site, educational experiment scavengers family, willingness to have a change in quality of life
Databáze: Directory of Open Access Journals