Prediktor Klinis Perdarahan Intrakranial Traumatik pada Anak
Autor: | Msy Rita Dewi MS, Irawan Mangunatmadja, Yeti Ramli |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2016 |
Předmět: | |
Zdroj: | Sari Pediatri, Vol 9, Iss 2, Pp 132-7 (2016) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |
DOI: | 10.14238/sp9.2.2007.132-7 |
Popis: | Latar belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab anak sering di rumah sakit. Berdasarkan prosedur American Academy of Pediatric (AAP), CT-scan direkomendasikan pada anak trauma kepala dengan riwayat kehilangan kesadaran minimal < 1 menit. Namun sulit saat anamnesis tentang kehilangan kesadaran. Sampai saat ini CT-scan belum tersedia pada semua fasilitas kesehatan di Indonesia sehingga perlu parameter klinik yang dapat membantu memprediksi adanya perdarahan intrakranial traumatik. Tujuan penelitian. Mengetahui prediktor klinik adanya perdarahan intrakranial traumatik pada anak. Metode. Studi retrospektif, dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam kurun waktu 18 bulan (Januari 2004-Juli 2005) pada semua pasien berusia < 15 tahun yang datang berobat dan mempunyai hasil CT-scan. Data dianalisis dan diuji kemaknaan dengan uji Chi square dan dihitung rasio odd, analisis multivariat dengan logistik regresi. Nilai p < 0,005 dianggap bermakna. Hasil. Terdapat 503 kasus cedera kepala berusia < 15 tahun yang datang berobat namun hanya 196 kasus yang mempunyai hasil CT-scan. Dari hasil analisis terdapat 37 (18,9%) kasus penderita dengan perdarahan intrakranial, 159 (81,1%) tanpa perdarahan. Faktor yang dapat dijadikan prediktor perdarahan intrakranial adalah fraktur tengkorak dengan nilai p = 0,005, OR = 2,980. Konfiden interval 95% (CI =1,399-6,351) dengan statistik Wald 8,003 serta skala koma Glasgow dengan p = 0,01, OR = 0,350; 95% CI = 0,157 – 0,781 dengan statistik Wald 6,581. Kesimpulan. Fraktur tengkorak dan SKG merupakan prediktor perdarahan intrakranial traumatik. Hal ini berhubungan dengan sifat plastis tengkorak anak yang tidak mudah fraktur oleh benturan ringan. Bila benturan kuat, tengkorak yang elastis dapat mengabsorbsi energi dan tengkorak yang lunak menyebabkan lebih mudah terjadi kompresi dan distorsi otak |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |