Popis: |
Dalam kegiatan pembangunan proyek Insfrastruktur Perdesaan terdapat dua kelompok besar resiko yaitu Resiko internal, dimana resiko ini ada pada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) / LPMD, Pendamping Lokal Desa dan Pendamping Desa. Dan yang kedua Resiko eksternal, yaitu ada pada kendali Kepala Desa dan Perangkat Desa dan Team dari Pemerintah Kabupaten yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan. Penelitian ini diawali dengan pembagian kuisener pertama yaitu mencari nilai probabilitas faktor resiko yang terjadi, sedangkan identifikasi resiko di ambil dari kuisioner utama kemudian didapat besar risiko, kemudian tahap pengukuran risiko dipetakan dengan diagram treshold of risk levels untuk mengetahui posisi risiko yang terjadi dan sebagai dasar dalam penyusunan pengelolaan risiko. Dan didapat nilai risiko terbesar 25, terkecil 1 dan rata-rata 6 dan dari observasi, dari hasil wawancara lapangan didapat bahwa risiko belum dikolola secara maksimal oleh tim pelaksana kegiatan ataupun pemerintah desa/pengelola, sedangkan dari Pemkab manajemen risiko pengelolaannya masih terbatas pada penyerapan anggaran untuk mengurangi silpa, jadi secara khusus selain dari penyerapan anggaran ADD, DD dan DHB masih belum tampak pengelolaannya. Model Manajemen Resiko pada penelitian ini diselesaikan dengan sistem dinamik menggunakan sofware Vensim didapat sistem pembangunan berkelanjutan sangat mempengaruhi hasil identifikasi resiko dengan semakin banyak faktor keberanjutan semakin menurun tingkat risiko dan perbaikan pada tingkat Manajemen, SDM, Material dan Peralatan, akan mempengaruhi tingkat Resiko, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik sebelum berubahan skenario SFD dan setelah diadakan berubahan skenario SFD. |