Popis: |
Infeksi pleura merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas dengan insidens terus meningkat pada dewasa. Terapi pasien secara empiris dengan antibiotik berspektrum luas dan polifarmasi sering tidak bermanfaat. Mikroba penyebab infeksi pleura bergeser secara perlahan dari positif Gram menjadi negatif Gram sejak antibiotik semakin banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan uji sensitivitas terhadap antibiotik pada infeksi pleura di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian deskriptif dilakukan pada 55 spesimen cairan pleura dari bangsal paru dan penyakit dalam yang dikultur menggunakan agar darah di Laboratorium Sentral RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2015-Desember 2015. Identifikasi bakteri dengan pewarnaan Gram dan tes biokimia. Uji sensitivitas antibiotik menggunakan metode Kirby-Bauer sesuai dengan standar CLSI. Bakteri yang ditemukan pada spesimen cairan pleura adalah Klebsiella sp 21(38%), Staphylococcus sp (25%), Pseudomonas sp (22%), Proteus sp (5%), Streptococcus sp (5%), Acinetobacter sp (3,6%). Klebsiella sp sensitif terhadap Meropenem (95,2%), resisten terhadap Ampicilin (90,5%). Staphylococcus sp sensitif terhadap Meropenem (100%), resisten terhadap Ampicilin (57,1%). Pseudomonas sp sensitif terhadap Meropenem (75%), resisten terhadap Ampicilin (100%). Proteus sp sensitif terhadap Meropenem (66,7%), resisten terhadap Ampicilin (100%). Streptococcus sp sensitif terhadap Cefoperazone (100%), resisten terhadap Cefotaxime (100%). Acinetobacter sp sensitif terhadap Chloramphenicol (100%), resisten terhadap Cefotaxime (100%). Bakteri terbanyak penyebab infeksi pleura di bangsal paru dan penyakit dalam periode Januari 2015 sampai Desember 2015 adalah Klebsiella sp, yang sensitif terhadap Meropenem dan resisten terhadap Ampicilin. Pelaporan perlu dilakukan secara berkala sebagai pedoman dalam memberikan antibiotik yang tepat. |