Korelasi Ayat Manfaat dan Mudharat Dalam Al-Qur'an

Autor: Nigita Ariyani, Nur Rokhim
Jazyk: Arabic<br />English<br />Indonesian
Rok vydání: 2022
Předmět:
Zdroj: Jurnal Semiotika-Q, Vol 2, Iss 2, Pp 182-193 (2022)
Druh dokumentu: article
ISSN: 2809-6401
2809-0500
DOI: 10.19109/jsq.v2i2.14903
Popis: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji terminologi naf’an dan dharran dalam al-Qur’an. Selain itu kajian ini bertujuan untuk merunut dan menganalisis makna dan korelasi kata naf’an dan dharran yang terdapat pada satu ayat. Menampilkan permasalahan bagaimana makna naf’an dan dharran dalam al-Qur’an, serta bagaimana korelasi dari kedua kata tersebut pada satu ayat, dengan menggunakan metode penafsiran tematik (maudhui). Metode ini mengumpulkan ayat-ayat dalam satu tema, difokuskan pada kata naf’an dan dharran. Menghasilkan naf’an yang memiliki makna manfaat atau keuntungan, sedangkan dharran memiliki makna mudharat atau kerusakan. Korelasi ayat naf’an dan dharran yang pertama karena adanya maksud yang ingin disampaikan. Maksud tersebut meliputi dimensi ketauhidan dan dimensi peringatan (Indzar), ayat yang membahas dimensi ketauhidan antara lain; Q.S al-Maidah ayat 76, Q.S ar-Ra’du ayat 16, Q.S Thaha ayat 89, Q.S al-Furqan ayat 3, sesungguhnya hanya Allah Swt yang memiliki kemampuan dalam memberi manfaat maupun mudharat kepada manusia, sedangkan patung-patung yang dijadikan sesembahan tidak memiliki kemampuan apapun untuk dirinya sendiri. Ayat-ayat yang membahas dimensi peringatan Q.S al-A’raf ayat 188, Q.S Yunus ayat 49, Q.S Saba ayat 42, dan Q.S al-Fath ayat 11. Adanya azab neraka dan siksaan yang akan diterima bagi hamba yang mendustakan Allah Swt. Korelasi ayat manfaat (naf’an) dan mudharat (dharran) yang kedua yaitu penyesuian kata untuk tujuan taqdim ataupun ta’khir yang disebut mura’atul isytiqaq lafazh (menjaga keserasian asal kata). Ayat-ayat tersebut adalah Q.S al-Maidah ayat 76, Q.S al-A’raf ayat 188, Q.S Yunus ayat 49, Q.S ar-Ra’du ayat 16, Q.S Thaha 89, Q.S al-Furqan ayat 3, Q.S Saba ayat 42, dan Q.S al-Fath ayat 11 dalam ayat tersebut telah mengikuti kaidah taqdim dan ta’khir pada kata naf’an dan dharran dalam satu ayat. Kata naf'an didahulukan sebanyak 3 kali yaitu dalam Q.S al-A'raf ayat 188, Q.S ar-Ra'du ayat 16, dan Q.S Saba ayat 42. Sedangkan kata dharran didahulukan sebanyak 5 kali yaitu dalam Q.S al-Maidah ayat 76, Q.S Yunus ayat 49, Q.S Thaha ayat 89, Q.S al-Furqan ayat 3, dan Q.S al-Fath ayat 11. Didahulukannya naf’an karena manfaat lebih utama dan didahulukannya dharran karena ayat berkaitan dengan siksa.
Databáze: Directory of Open Access Journals