PENGGUNAAN EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis) SEBAGAI PENGHAMBAT PEMBENTUKAN HISTAMIN PADA IKAN SEBELUM DIOLAH
Autor: | Endang Sri Heruwati, Farida Ariyani, Radestya Triwibowo, Novalia Rachmawati, Irma Hermana |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2009 |
Předmět: | |
Zdroj: | Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Vol 4, Iss 2, Pp 161-168 (2009) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 1907-9133 2406-9264 40139107 |
DOI: | 10.15578/jpbkp.v4i2.448 |
Popis: | Penelitian penggunaan ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) sebagai penghambat pembentukan histamin pada ikan telah dilakukan. Ikan, terutama dari jenis skombroid, sangat rentan mengalami kerusakan karena terjadinya perubahan asam amino histidin yang terkandung dalam ikan menjadi senyawa histamin yang bersifat alergen, yang dikatalisasi oleh enzim histamin dekarboksilase (HDC). Teh hijau diketahui mengandung polifenol berupa senyawa epigalokatekingalat (EGCG) yang merupakan penghambat enzim HDC, sehingga dekarboksilasi histidin menjadi histamin dapat dicegah. Perendaman ikan tongkol dalarn ekstrak teh hijau pada konsentrasi 0, 2, dan 4% dilakukan selama 30 menit, diikuti dengan pernindangan dalam larutan gararn 15% selama 30 menit diteruskan dengan penyimpanan ikan pindang pada suhu kamar. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari selarna 4 hari penyimpanan untuk diamati perubahan mutu kimiawi (TVB dan kadar histarnin), mikrobiologi JPC dan bakteri pembentuk histamin), serta organoleptik (kenampakan, bau, tekstur, lendir, rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang direndam dalam ekstrak teh 4% mempunyai kadar histamin 21,3 ppm, jauh lebih rendah dibandingkan dengan ikan yang direndam dalam ekstrak teh 2% dan 0% yang masing-masing mencapai 64,4 pprn dan 101,4 ppm. Penghambatan pembentukan histamin oleh ekstrak teh hijau masih terjadi selama penyimpanan, yang terlihat dari rendahnya jumlah bakteri pembentuk histarnin dan kadar histamin dibandingkan dengan kontrol. Pada penyimpanan hari ke-3, penghambatan pembentukan histamin oleh ekstrak teh hijau tidak efektif, kemungkinan karena terlalu tingginya jurnlah bakteri pembentuk histamin, yaitu mencapai 108 cfu/g. |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |