Popis: |
Kelapa sawit yang dibudidayakan pada areal replanting tidak tumbuh optimal karena sebagian besar diserang kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.). Persentase serangan kumbang tanduk tergolong tinggi yakni 80% pada tanaman umur 3 tahun dan 100% pada umur 1-1.5 tahun. Diketahui limbah sisa replanting menjadi penyebab tingginya populasi kumbang tanduk karena batang kelapa sawit yang membusuk menjadi habitat yang cocok untuk perkembangan kumbang tanduk. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra diaplikasikan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Komponen PHT yang akan diaplikasikan yakni kultur teknis, mekanis, serta pengendalian semiokimia dengan feromon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kerusakan hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit pasca replanting. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan, pelatihan, demplot (percontohan), pemberian bantuan alat dan mesin, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan diperoleh bahwa mitra mampu penerapan pengelolaan hama terpadu (PHT) secara mandiri di lahan masing-masing. Rakitan teknologi PHT yang sudah diaplikasikan dapat menurunkan tingkat serangan kumbang tanduk dari 86.68% menjadi 79.60%. Sampai saat ini perangkat PHT masih terpasang dan dioperasikan kelompok tani mitra. Aplikasi PHT di lokasi demplot secara nyata dapat menurunkan populasi kumbang tanduk, begitu juga tidak terlihat lagi gejala baru tanaman yang terserang.Aplikasi PHT yang berkelanjutan, meliputi lahan dengan skala luas, melibatkan semua pelaku usaha kelapa sawit akan meningkatkan peluang keberhasilan metode tersebut di masa yang akan datang. |