Pengembangan Transportasi Sungai Kota Semarang Sebagai Transportasi Perintis Tujuan Wisata Air (Studi Kasus Kanal Banjir Barat Kota Semarang)

Autor: Ismiyati Ismiyati, Hary Budieny, Moga Narayudha, Salamun Salamun, Anggara Dharma Putra, Wiweka Reka Wiweka Reka
Jazyk: English<br />Indonesian
Rok vydání: 2016
Předmět:
Zdroj: Teknik, Vol 37, Iss 2, Pp 47-53 (2016)
Druh dokumentu: article
ISSN: 0852-1697
2460-9919
DOI: 10.14710/teknik.v37i2.9373
Popis: Perkembangan pariwisata di kota Semarang ditandai dengan tersedianya fasilitas shuttle bus gratis. Rute shuttle bus tersebut melewati rute Kuliner Pekunden, Pusat oleh-oleh Pandanaran, Gedung Lawang Sewu dan Daerah Kota Lama Semarang.Sejak tahun 2012, wisata di tepi Sungai Kanal Banjir Barat mulai dikembangkan pemerintah Kota Semarang. Namun, sampai saat ini Kanal Banjir Barat hanya difungsikan sebagai sungai pengendali banjir, sehingga fungsi pariwisatanya belum optimal seperti objek wisata lain di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan transportasi wisata air, khususnya di Kanal Banjir Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan kuesioner dan observasi lapangan. Metode kuantitatif penentuan alur pelayaran menggunakan analisis hidrologi dan simulasi hidrolika sungai dengan program HEC-RAS. Penelitian ini merekomendasikan bahwa lokasi pengembangan transportasi untuk wisata air di Kanal Banjir Barat akan efektif jika berada diantara Bendung Simongan hingga muara Kanal Banjir Barat. Tipe angkutan wisata yang ideal adalah menggunakan 2 kapal speedboat terbuka dengan dimensi panjang 8 m, lebar 2,2 m, dan draft 0,4 m. Biaya Operasional Kapal per tahun untuk 8 trip per hari dan biaya pengelolaannya adalah sebesar Rp 901,2 juta dengan estimasi tarif per orang sebesar untuk Rp 17.070,- per trip. [Title: River Transportation Development of Semarang City for Water Tourism: A Case Study West Flood Canal] Tourism development of Semarang city is identified by the facilities of free shuttle bus. The shuttle bus service passes through Pekunden culinary route, a central souvenir of Pandanaran, Lawang Sewu and Old City of Semarang. Since 2012, local government has developed riverside tourism object of the West Flood Canal Semarang. However, until then the West Flood Canal only was functioned as flood control. Thus, the tourism function is not optimum as other tourism attractions in Semarang city. This research aims to develop the water tourism transportation, especially in the West Flood Canal. This research uses a descriptive method by questionnaires and field observations. Quantitative methods of determining ship channel using hydrological analysis and simulation of river hydraulics with HEC-RAS program. This study recommends that the location of the development of transportation of water tourism in the West Flood Canal would be effective if it is located in between the estuary of Simongan weir to the West Flood Canal. The ideal type of transport mode uses two open speedboats with dimensions of 8 m length, 2.2 m width, and a draft of 0.4 m. Ship Operating Costs per year for eight trips per day and its management fee is Rp 901.2 million with the estimated fare per person about USD 17.070, - per trip.
Databáze: Directory of Open Access Journals