ANALISIS FAKTOR BUDAYA TRADISIONAL PADA KEJADIAN KANKER SERVIKS WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA: STUDI LITERATUR
Autor: | Nurulina, Safrita, Kamilina, Luthfia Zalfa, Dushanta, Meyzra Maulyda, Rahmadanti, Mutia Devani, Herbawani, Chahya Kharin |
---|---|
Jazyk: | angličtina |
Rok vydání: | 2023 |
Předmět: | |
Zdroj: | Jurnal Kesehatan Tambusai; Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023; 1957-1965 |
ISSN: | 2777-0524 2774-5848 |
Popis: | Angka penderita kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua terbesar dimana angka kematian akibat kanker serviks diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Salah satu faktor risiko yang diketahui dapat mengakibatkan kanker serviks adalah berhubungan seks dibawah usia 20 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor budaya tradisional yang berperan terhadap kejadian kanker serviks pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Penelitian menggunakan metode Systematic Literature Review dengan data bersumber dari database Google Scholar, GARUDA, dan ScienceDirect serta berasal dari penelitian terdahulu. Digunakan kata kunci: Budaya, Indonesia, Kanker Serviks, Wanita Usia Subur dan kata kunci dalam bahasa Inggris: Cervical Cancer AND Risk Factors AND Cultural Belief in Indonesia. Artikel yang digunakan merupakan artikel yang dipublikasi pada rentang tahun 2020-2023 serta membahas faktor risiko yang sesuai dengan pembahasan penelitian. Ditemukan bahwa faktor-faktor budaya tradisional dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker serviks pada Wanita Usia Subur di Indonesia. Budaya tradisional tersebut yaitu budaya perkawinan anak dan budaya patriarki. Budaya perkawinan anak menyebabkan terjadinya aktivitas seksual dini, sedangkan budaya patriarki berdampak pada dukungan suami yang menjadi hambatan pada Wanita Usia Subur untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Terdapat keterlibatan faktor-faktor budaya tradisional dalam mempengaruhi kejadian kanker serviks pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pemberian edukasi sejak dini kepada anak, orang tua, dan lingkungan masyarakat yang masih memiliki budaya tersebut agar kejadian kanker serviks di Indonesia berkurang. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |