Popis: |
Proses kedukaan merupakan fenomena yang umum dialami oleh setiap orang. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa gejala kedukaan berkorelasi dengan gejala depresi, namun belum banyak penelitian yang mengeksplorasi mekanisme hubungan antara keduanya. Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa jerat kognitif menjadi mediator hubungan antara gejala depresi dengan gejala kedukaan. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi berbasis mediasi dilakukan kepada dewasa muda yang mengalami kedukaan akibat kematian (N = 112). Gejala depresi diukur dengan Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9), gejala kedukaan yang kompleks diukur dengan Complicated Grief Inventory (CGI), dan jeratan kognitif diukur dengan Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ). Penelitian menunjukkan bahwa jerat kognitif memediasi secara parsial hubungan antara gejala depresi dan gejala kedukaan (ab = .38, p < 0.001; 95% CI [.14, .70]). Semakin tinggi gejala depresi, maka akan semakin tinggi pula jerat kognitif individu yang akan diikuti dengan peningkatan gejala kedukaan. Oleh karena itu, mengintervensi aspek kognitif merupakan hal yang krusial untuk menurunkan gejala kedukaan. |