Hubungan Dietary Inflammatory Index (DII) dengan Obesitas Pada Anak

Autor: Pusparini, Anggita Ayuningtyas
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2020
Předmět:
Popis: Kegemukan atau obesitas adalah salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Insiden obesitas di negara maju dan berkembang telah meningkat selama beberapa dekade terakhir. Hal ini akan menaikkan kasus obesitas pada usia dewasa, karena sejatinya, anak yang mengalami obesitas jika tidak diimbangi dengan pola hidup sehat akan cenderung tetap obesitas di masa dewasanya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan hubungan antara dietary inflammatory index (DII) dengan obesitas pada anak. Metode penelitian berupa literature review dengan cara mencari artikel dari database. Peneliti menggunakan empat database yaitu PubMed, ScienceDirect, Web of science, dan Google Scholar dengan rentang tahun dari 2010-2020. Artikel dicari dengan menggunakan kata kunci dan ekstraksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dengan menggunakan prokotol PRISMA. Sehingga ditemukan delapan artikel untuk dianalisis. Penelitian difokuskan pada anak dengan usia kurang dari 18 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah cohort, case control, dan cross sectional study. Perhitungan untuk mengukur potensi radang dari diet dengan menggunakan komponen FFQ dan Recal diet 24 jam di catat sebagai penilaiannya. Ditemukan hasil rata-rata p value < 0,012 bahwa lebih banyak diet pro-inflamasi dikaitkan dengan penanda kejadian obesitas terkait dengan indeks antropometri (BMI, lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan lingkar leher) menyebabkan peningkatan adipositas dalam tubuh, dan berkorelasi kepada biomarker inflamasi (interleukin 1, 2 dan 6, faktor alpha nekrosis tumor, interferon gamma, larut molekul adhesi sel vaskular-1) penyebab peradangan akibat diet dan menjadi obesitas pada anak-anak dan remaja. Ditemukan anak dengan skor DII yg besar dari 0,02 (DII yang tinggi) memiliki peluang obesitas dan kelebihan berat badan 1,5-2,46 kali lebih tinggi. Hindari makanan olahan dengan asam lemak jenuh dan trans, yaitu susu tinggi lemak, mentega, daging merah atau junk food, makanan beku, makanan ringan (keripik), dan gorengan dan meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran, minyak zaitun, anggur merah, kacang-kacangan, dan gandum
Databáze: OpenAIRE