Popis: |
Pelembagaan partai yang berjalan baik tentunya akan berdampak besar pada kekuatan internal partai serta mendongkrak perolehan suara partai politik pada kontestasi Pemilu. Begitupun juga sebaliknya, jika partai politik belum terlembaga secara baik maka akan banyak permasalahan yang timbul. Salah satunya yang terjadi di Partai Hanura Kota Padang pada Pemilu 2019 yang mengalami penurunan suara cukup signifikan dari Pemilu sebelumnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penurunan suara Partai Hanura pada Pemilu Legislatif Kota Padang Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti mengkaji terkait pelembagaan partai berdasarkan teori Matthias Basedau dan Alexander Stroh yang membagi pelembagaan partai atas empat dimensi di antaranya, mengakar di masyarakat, otonomi, kekuatan partai dan koherensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, dimensi mengakar di masyarakat; Partai Hanura belum begitu dikenal di tengah masyarakat Kota Padang. Dimensi kekuatan organisasi; Partai Hanura minimnya keterlibatan kader dalam berbagai kegiatan partai. Dimensi Koherensi; banyaknya kader senior partai memilih mundur dari partai. Adapun faktor lainnya yang mengakibatkan turunnya suara Partai Hanura dikarenakan oleh rekrutmen caleg yang baru di dunia politik dan tidak dikenal masyarakat serta apa adanya, efek ekor jas Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019, serta kepemimpinan pengurus partai yang tidak bisa mengayomi dan merangkul para kader partai. |