| Popis: |
Pembangunan pertanian di Minangkabau (Sumatera Barat) selama ini kurang menekankan pada kelembagaan lokal yang telah ada dan tidak dilakukan penguatan modal sosial masyarakat. Ketidakberdayaan dalam memfungsikan kelembagaan lokal seperti system seduaan akan mengakibatkan ketidakberhasilan pengembangan agribisnis di pedesaan yang berdampak pada rendahnya pendapatan. Modal sosial yang berlaku dalam sistem perseduaan di Sumatera Barat adalah saling percaya yang tinggi antar pemodal dan peternak. Pelaksanaan perseduaan sangat dipengaruhi oleh jaringan sosial kemasyarakatan yang tinggi. Oleh sebab itulah sistem perseduaan di Sumatera Barat tetap langgeng sejak dahulu kala. Problem nya adalah sebagian besar usaha ternak sapi masih skala usaha rakyat, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, modal terbatas dan mengandalkan hijauan makanan ternak (HMT) dari alam. Petani kurang menargetkan produktivitas ternak sapi yang akan dicapai dan kurang memperhitungkan input dan output usaha ternaknya. Pola kemitraan pasiduoan dengan sistem bagi hasil merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan petani dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong. Namun efektivitas kemitraan ini belum pernah di evaluasi tingkat keberhasilannya. Tujuan penelitian adalah melihat apakah sistem perseduaan efektif dilaksanakan, bagaimana tingkat efektivitas nya, faktor apa yang mempengaruhinya dan bagaimana dampaknya terhadap pendapatan peternak. Data diperoleh melalui survey pada 216 peternak yang melakukan kemitraan perseduaan, dianalisis menggunakan SEM PLS. Hasil menunjukkan tingkat efektivitas kemitraan usaha sapi potong tergolong kategori cukup efektif dan semua indikator valid berpengaruh nyata pada taraf signifikansi 5% sebagai pengukur construct efektivitas kemitraan usaha sapi potong dan efektivitas kemitraan berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak. Kontribusi hasil peternakan sapi potong dengan kemitraan terhadap pendapatan keluarga sebesar 34,5% yang masih rendah dari penghasilan dari sumber lainnya seperti PNS dan bertani padi. Diperlukan peningkatan pengetahuan nonformal agar peternak dapat melakukan peternakan lebih produktif. Kata kunci : efektivitas, Pasiduoan, Pendapatan petani |
