Popis: |
Indonesia memiliki keragama tradisi salah satunya Tradisi Pacu Jalur yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Masyarakat Kuantan Singingi memiliki satu perlombaan tradisional yang sangat populer yakni perlombaan Pacu Jalur. Pacu Jalur merupakan lomba mendayung menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang masyarakat sekitar sering disebut dengan Jalur. Dalam tradisi Pacu Jalur ini masyarakat yang hadir dari berbagai kalangan baik dari suku, ras, agama, dan strata sosialnya. Penonton dan pemain dalam tradisi Pacu Jalur ini beragam mulai dari anak-anak sampai orang tua. Oleh sebab itu, solidaritas menjadi pondasi utama bagi masyarakat dalam tradisi Pacu Jalur. Penelitian ini secara spesifik mendeskripsikan mengenai solidaritas sosial lintas agama dalam tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi menurut perspektif Emile Durkheim. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif melalui wawancara dengan pemain dan penonton Pacu Jalur serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksistensi Pacu Jalur masih terkenal hingga saat ini, hal tersebut ditandai dengan hadiranya Pacu Jalur yang membentuk solidaritas sosial lintas agama dalam tradisi Pacu Jalur terkhusunya dalam kegiatan pembuatan Jalur. Dimana kesetiakawanan tersebut terlihat di masyarakat setempat pada saat pembuatan Jalur. Dalam pembuatan Jalur juga tidak terlepas dari ritual-ritual sebagai kegiatan keagamaan. Dukun dan masyarakat setempat melakukan ritual-ritual guna berkomunikasi dengan mambang (roh halus) mulai dari pembuatan Jalur hingga pasca Pacu Jalur. Dengan demikian hubungan antara agama dan solidaritas terjalin dengan baik dalam tradisi Pacu Jalur baik dari pemain maupun penonton tanpa pandang bulu. |