Popis: |
Di Asia Tenggara Kepulauan dan Oceania prevalensi Gout arthritis tinggi dan keberadaannya sering hadir dalam klaster-klaster keluarga. Pemahaman faktor genetik atas keberadaan gout di Indonesia masih terbatas, yang sebaliknya sangat menekankan faktor-faktor yang termodifikasi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis kondisi gout arthritis yang terjadi di suatu keluarga besar di Minahasa melalui studi silsilah (pedigree). Responden penelitian ini adalah satu keluarga besar dengan 7 anak (generasi 1) dan masingmasing sudah memiliki keluarga hingga tingkat generasi ke-4. Data yang dikumpulkan adalah keberadaan, letak, morfologi dan distribusi topus, antropometri, klinis, ragam jenis makanan dan minuman, konsumsi obat, konsumsi minuman beralkohol serta kemampuan beraktivitas. Cara pengambilan data dilakukan dengan cara door-to-door (1 Juni - 19 Agustus 2022). Jumlah anggota keluarga pada tiap generasi dari keluarga besar ini adalah: pada generasi ke-1 terdapat 7 orang (kakak beradik), generasi 2 berjumlah 29 orang (turunan dari 7 keluarga), generasi 3 berjumlah 51 orang dan generasi 4 berjumlah 8 orang. Gout topus ditemukan pada generasi pertama hingga generasi ke 3, yang terdiri dari 5 orang pada generasi ke-1, 8 orang pada generasi ke-2 dan 1 orang pada generasi ke3. Total keseluruhan anggota keluarga yang terkena gout topus berjumlah 14 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 1 perempuan. Anggota keluarga yang terkena gout topus dan gout akut berjumlah 22 orang, yang terdiri dari 19 laki-laki dan 3 perempuan dengan rasio 19:3. Dapat disimpulkan bahwa gout arthritis dimulai dari umur >30 tahun. Pada generasi 4 dan yang umurnya lebih muda ( 30 years. In generation 4 and younger ( |