| Popis: |
Modal finansial merupakan sumberdaya yang paling fleksibel, dapat ditukar dengan berbagai kemudahan yang berlaku dan dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan penghidupan. Dalam menghadapi krisis, masyarakat umumnya menerapkan strategi untuk dapat keluar dari krisis tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan finansial berdampak signifikan terhadap kemampuan masyarakat untuk bertahan di tengah krisis. Namun, kekuatan finansial memiliki keterbatasan saat dimanfaatkan sebagai coping strategy. Penelitian ini dilakukan di Dusun Ngoro-Ngoro, Desa Nglanggeran, sebagai pusat kegiatan pariwisata. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada 20 narasumber yang merupakan mantan buruh migran. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kejadian yang tidak diperoleh melalui kegiatan observasi. Analisis data kualitatif dilakukan sepanjang penelitian, dari awal sampai akhir. Semua data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara ditelaah kemudian dilakukan pengkategorisasian dan diakhiri dengan penafsiran data. Para mantan buruh migran memanfaatkan modal finansial yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat konsumtif dan produktif. Dari kasus mantan buruh migran di Desa Nglanggeran, dapat disimpulkan bahwa kondisi kerentanan atau ketahan masyarakat jika krisis terjadi, dipengaruhi oleh pola pemanfaatan modal finansial yang dilakukan sebelum krisis melanda. Pemanfaatan modal finansial yang bersifat produktif meningkatkan kemampuan para mantan buruh migran dalam memelihara keberlanjutan penghidupan mereka. The sustainability of tourism-based livelihoods can be threatened when a crisis occurs. Thus, people's resilience during crisis is a significant factor for people to maintain livelihoods as it is a contributing mechanism for people to escape from crisis. This research examines how the Nglanggeran community sustains their livelihoods by utilizing their natural resources as a strategy to survive Covid-19 pandemic between 2020 to 2021. This study uses an ethnographic approach. The data collection process was carried out through participant observation and in-depth interviews with 14 former migrant workers and who now live in Nglanggeran village. The focus of the analysis in this study is the strategy of the Nglanggeran community in maintaining their livelihoods by utilizing their land. The analysis process uses thematic analysis. People who own paddy fields are more likely to survive than those who plant trees for timber on their land. What the Nglanggeran community does is important in maintaining their resilience and as a survival strategy for the local community. Tourism activities do not have to displace traditional livelihood activities on local people's land, rather land use can be optimized to support sustainable livelihoods. While they can optimalise land use, this does not increase their quality of life. They have survived but their livelihoods remain vulnerable. |
