Popis: |
2012 Latar belakang: Pemakaian sikat gigi secara rutin bisa menyebabkan kontaminasi silang dengan mikroorganisme yang berada dalam rongga mulut dan mungkin dapat menyebabkan infeksi berulang pada rongga mulut. Klorheksidin menjadi bahan dekontaminasi sikat gigi yang paling popular, tetapi harga klorheksidin agak mahal dan mempunyai efek samping lokal. Daun sirih selain karena kemampuan antibakteri dan antiseptiknya, merupakan bahan alami yang non-toksik dan murah. Oleh karena itu, daun sirih diperkirakan mampu menjadi bahan dekontaminasi sikat gigi alternatif. Tujuan: Untuk menemukan perbedaan jumlah koloni bakteri antara sikat gigi terkontaminasi yang direndam dengan klorheksidin 0,2% dan air rebusan daun sirih. Bahan dan metode: Sikat gigi yang telah dipakai selama dua minggu oleh 15 siswa/i asrama dibawa ke laboratorium untuk diteliti. Dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu direndam dengan klorheksidin 0,2% selama 10 menit (kontrol positif), direndam dengan air rebusan daun sirih selama 10 menit, dan tidak dilakukan perendaman (kontrol negatif). Setelah perendaman, jumlah koloni bakeri yang tersisa dihitung. Data dianalisis dengan uji ANOVA satu arah dan Multiple Comparisons Bonferroni. Hasil: Kelompok sikat gigi terkontaminasi yang direndam dengan klorheksidin dan air rebusan daun sirih memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol negatif (p>0,001). Walaupun kelompok yang direndam klorheksidin menunjukkan jumlah koloni bakteri yang paling sedikit, tetapi tidak memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok air rebusan daun sirih. Kesimpulan: Air rebusan daun sirih dapat dijadikan bahan dekontaminasi sikat gigi alternatif yang efektif, nontoksik, murah. Kata kunci: Sikat gigi, kontaminasi, dekontaminasi, klorheksidin, air rebusan daun sirih. |