UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav ) PADA TIKUS PUTIH
Autor: | Fitriyani, Atik, Winarti, Lina, Muslichah, Siti, Nuri, Nuri |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2015 |
Předmět: | |
Zdroj: | Traditional Medicine Journal; Vol 16, No 1 (2011); 34-42 Majalah Obat Tradisional; Vol 16, No 1 (2011); 34-42 |
ISSN: | 1410-5918 2406-9086 |
Popis: | Inflammation is a natural respon for tissue damage. To reduce inflammation, people used a NSAID (Non Steroid Antiinflammatory Drugs). This agent caused many side effects. One of medicinal plant empirically used for traditional medicine is Piper Crocatum Ruiz & Pav. This plant is potential to be developed as medicine for anti-inflammatory because its contains flavonoid, saponin, tannin, and alkaloid. The aim of this study was to investigate the anti-inflammatory effect of the P.Crocatum extract using carrageenan-induced rat oedema test. For the anti-inflammatory activity measurement, five different groups were established and piper extract was administered in three different doses : 25, 50 and 100 mg/kgBW. Acetosal was used as a reference agent. It was found that reduction in the flammation was 77.58% for acetosal, 72.37% for 25 mg/kg extract, 85.60% for 50mg/kg, and 81.02% mg/kg for 100mg/kg extract. Extract of P. Crocatum at 50 mg/kg showed the strongest anti-inflammatory activity among the doses used. The results showed that P. Crocatum extract posseses promising anti-inflammatory effect. Inflamasi adalah respon alami yang terjadi pada kerusakan jaringan. Untuk menyembuhkan inflamasi orang biasa menggunakan AINS (antiinflamasi non steroid). Antiinflamsi nonsteroid (AINS) yang secara spesifik mempunyai sejarah yang panjang dan banyak menimbulkan kontroversi serta efek samping. Salah satu tanaman obat yang digunakan secara empirik untuk pengobatan secara tradisional adalah sirih merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.). Tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obat untuk antiinflamasi karena mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek antiinflamasi sirih merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) menggunakan metode induksi karagenin pada tikus. Untuk pengukuran aktivitas antiinflamasi digunakan 5 kelompok yang berbeda, dan sirih merah diberikan dengan dosis 25mg/kgBB, 50mg/kgBB, dan 100mg/kgBB. Asetosal digunakan sebagai kontrol positif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa reduksi inflamasi adalah 77.58% untuk asetosal, 72.3% untuk ekstrak 25mg/kgBB, 85.60% untuk ekstrak 50mg/kgBB, dan 81.02% untuk ekstrak 100mg/kgBB. Ekstrak dengan dosis 50mg/kgBB menunjukkan efek antiinflamasi yang paling besar diantara dosis yang digunakan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak sirih merah memberikan efek antiinflamasi yang menjanjikan. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |