Penerapan Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA Untuk Calon Guru SD

Autor: Syofyan, Harlinda, Trisia Lusiana Amir
Jazyk: angličtina
Rok vydání: 2019
Předmět:
Zdroj: Jurnal Pendidikan Dasar; Vol 10 No 2 (2019): JPD-Jurnal Pendidikan Dasar ; 35-43
ISSN: 2086-7433
2549-5801
DOI: 10.21009/10.21009/JPD.081
Popis: Literacy is a complex process, which involves the formation of prior knowledge, culture, and experience to develop new knowledge and deeper understanding. Science literacy is the ability to understand science, communicate science, and apply the ability of science to solve problems. To improve the ability of scientific literacy in addition to requiring student motivation, teachers also need to consider learning strategies that are appropriate to the conditions and potential of students which in the learning process focuses on providing direct experience and the application of the nature of science. Science literacy exists to shape mindsets, behavior, and build human character to care and be responsible for himself, society, and the universe. Literacy learning in schools is carried out to achieve certain goals, but with the development of literacy times it is intended that students are able to achieve certain competencies, so as prospective school teachers who will face 21st century education, 21st century competencies that must be mastered are high-level understanding competencies, competencies critical thinking, collaborative and communicating competencies, and creative thinking competencies. The simulation method is used in the application of scientific literacy using the STL (Science Technology Literacy) method which consists of several stages, namely the contact, curriculum, elaboration, decision making, nexus, and evaluation stages. The results obtained are that the application of the simulation results obtained an average student assessment reached 82.3% with a total of students getting a very good grade of 60% and the rest good at 40%.
Literasi merupakan proses yang kompleks, yang melibatkan pembentukan pengetahuan sebelumnya, budaya dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains, mengkomunikasikan sains, serta menerapkan kemampuan sains untuk memecahkan masalah. Untuk meningkatkan kemampuan literasi sains disamping memerlukan motivasi peserta didik, guru juga perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik yang mana pada proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian pengalaman langsung dan pengaplikasian hakikat sains. Literasi sains hadir untuk membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta. Pembelajaran literasi di sekolah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu, namun dengan perkembangan zaman literasi ditujukan agar siswa mempu mencapai kompetensi-kompetensi tertentu, sehingga sebagai calon guru sekolah yang akan menghadapi pendidikan abad 21 maka kompetensi abad 21 yang harus dikuasai adalah kompetensi pemahaman tingkat tinggi, kompetensi berpikir kritis, kompetensi berkolaborasi dan berkomunikasi, dan kompetensi berpikir kreatif. Metode simulasi dipakai dalam penerapan literasi sains dengan menggunakan metode STL (Science Technology Literacy) yang terdiri beberapa tahap yakni tahap kontak, kuriositi, elaborasi, pengambilan keputusan, nexus, dan evaluasi. Hasil yang didapatkan adalah bahwa penerapan dalam simulasi yang dilakukan didapatkan hasil rata-rata penilaian mahasiswa mencapai 82,3% dengan total mahasiswa memperoleh nilai sangat baik 60% dan sisanya baik sebesar 40%.
Databáze: OpenAIRE