Popis: |
Penulisan dalam artikel ini menganalisis bagaimana bentuk perlawanan rakyat malaku dalam menghadapi para penjajah belanda. Perlawanan tersebut dipimpin oleh Pattimura yang berani. Dengan tujuan utama yakni menganalisis bagaiamana karakter dari pemimpin rakyat maluku yaitu Pattimura dalam penelitian ini penulis berharap pembaca mengambil sisi baik dari pattimura. Metode yang digunakan adalah pendekatan studi pustaka dimana penulis dalam pembuatan artikel ini mengumpulkan data dari berbagai buku dan jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kembalinya belanda pada 25 Maret 1817, mengakibatkan monopoli, ekstirpasi, kerja rodi, pajak yang berat, dan aksi sewenang-wenang terhadap rakyat. Tekanan dan penindas Belanda membawa perlawanan kepada rakyat, yaitu deklarasi Deklarasi Haria dan Keberatan Hatawano. Untuk mempercepat berakhirnya perang, belanda melakukan siasat politik adu domba. Pada tanggal 11 November 1817 pattimura serta teman seperjuangannya ditangkap serta disergap. Kemudian dijatuhi hukuman mati serta dieksekusi di tiang gantungan. Kapitan Pattimura telah menyelesaikan pengabdiannya. Antusiasmenya memancar setiap tahun. Mendorong para kapitan muda untuk berdiri dan melanjutkan perjuangan membebaskan rakyat dari penjajahan. |