Partai masyumi: Mercusuar pemahaman politik identitas positif di indonesia
Autor: | Ulil Huda, Imam Walid Asrofuddin |
---|---|
Přispěvatelé: | Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya |
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2023 |
Předmět: | |
Zdroj: | Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah; Vol 6, No 1 (2023): Sejarah untuk Pembelajaran Sejarah; 25-34 |
ISSN: | 2620-4789 2615-7993 |
DOI: | 10.17509/historia.v6i1 |
Popis: | Stakeholders often use identity politics, especially with religious nuances, as legitimacy to realize their political interests. On the other hand, the large number of media that associate identity politics with negative things makes identity politics always seem to have a negative connotation, so it becomes an item that needs to be avoided. Identity politics needs to be implemented as a medium for the accommodation and aspirations of a religion. This study addresses three main issues: (1) What is the history of the Masyumi Party from 1945-1960? (2) What is the ideology of the Masyumi Party? (3) How did the Masyumi Party deal with the dynamics of Islamic politics from 1945-1960? This research work uses historical research methods using library research techniques. The method is applied by implementing a historical approach. The results of this study indicate that: (1) Historically, the Masyumi Party turned out to be a beacon of political parties that represented Islamic groups that implemented identity politics positively; (2) Islamic identity politics needs to be applied as a medium of accommodation for the benefit of religion and a medium of inspiration for the benefit of its adherents. (3) The strategy carried out by the Masyumi Party in the management of Islamic identity politics is to promote unity and integrity rather than coercion of understanding and group interests. Keywords: Masyumi Party, Islamic Identity Politics. AbstrakPemangku kepentingan seringkali menjadikan politik identitas, khususnya politik identitas bernuansakan agama sebagai legitimasi untuk merealisasikan kepentingan politiknya. Di lain sisi, maraknya media yang mengasosiasikan politik identitas kepada hal-hal negatif membuat politik identitas terkesan selalu berkonotasi negatif, sehingga menjadi barang yang perlu dihindari. Padahal, dalam beberapa hal, politik identitas perlu diimplementasikan sebagai media akomodasi dan aspirasi suatu agama. Penelitian ini berusaha membidik tiga pokok permasalahan: (1) Bagaimanakah sejarah Partai Masyumi dari tahun 1945-1960? (2) Bagaimanakah ideologi Partai Masyumi? (3) Bagaimanakah Partai Masyumi menghadapi dinamika politik Islam dari tahun 1945-1960? Kerja riset ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan memakai teknik penelitian studi pustaka. Metode tersebut diaplikasikan dengan mengimplementasikan pendekatan historis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam sejarahnya, Partai Masyumi ternyata merupakan mercusuar partai politik yang merepresentasikan kelompok Islam yang mengimplementasikan politik identitas secara positif; (2) Politik identitas Islam perlu diterapkan sebagai media akomodasi kemaslahatan agama dan media inspirasi bagi kemaslahatan para pemeluknya. (3) Strategi yang dilakukan oleh Partai Masyumi dalam manajemen politik identitas Islam ialah dengan mengedapankan persatuan dan kesatuan daripada pemaksaan pemahaman dan kepentingan kelompok. Kata Kunci: Partai Masyumi, Politik Identitas Islam. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |