Pembangunan Rendah Karbon di kota-kota di Indonesia- Faktor Pendukung, Peluang dan Tantangannya

Autor: Nugroho, Sudarmanto Budi, Fujino, Junichi, Ishikawa, Tomoko
Přispěvatelé: Handayani, Wiwandari, Setiadi, Rukuh, Suryandaru, Raka, Insani, Tia
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2021
Předmět:
Zdroj: Ketahanan Iklim Perkotaan (English: Urban Climate Resilience). :55-83
Popis: In Bahasa: Membangun Kota-kota rendah karbon di Indonesia memerlukan tiga faktor utama yang berkontribusi: membangun kapasitas, melibatkan pemangku kepentingan, dan memobilisasi sumber daya.Faktor-faktor tersebut tidak terpisah atau berbeda-beda namun saling tumpang tindih dan saling memperkuat satu sama lain. Sebagai ilustrasi, peningkatan kapasitas sering kali berfungsi sebagai perekat yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di suatu perkotaan; mampu mengalokasikan sumber daya secara tepat yang menawarkan alasan kuat bagi pemangku kepentingan untuk terus berpartisipasi dan melanjutkan keterlibatan mereka dalam membangun kota rendah karbon.Pertama, tidak mudah untuk menuju titik awal pembangunan rendah karbon atau eksperimen atau pilot projek rendah karbon di suatu kota. Langkah awal bisa saja dimulai dari suatu kegiatan baru atau bisa juga berasal dari modifikasi atau perubahan kecil dari kegiatan atau program yang sudah rutin berjalan.Langkah selanjutnya adalah perlunya kepemimpinan yang kuat didaerah dan ditunjang dengan organisasi pendukung yang akan menjalankan program secara rutin.Hal lain yang sangat krusial dalam pembangunan rendah karbon di Indonesia adalah memobilisasi sumber daya. Diperlukan analisa kebutuhan sumber daya, identifikasi sumber daya utama pengembangan rendah karbon dan ketersediaannya serta kebutuhan sumber daya lain dari luar yang diperlukan.Faktor-faktor penyebab keberhasilan pembangunan rendah karbon disuatu kota dapat dianalisa dan diaplikasikan di kota-kota lain, namun demikian faktor keberhasilan pembangunan suatu kota bisa berbeda dengan kota yang lainnya. [English Translation] Developing low carbon cities in Indonesia requires three main factors: building the capacity; stakeholder engagement and mobilize the resources.These factors are not separate or different each other but overlap and reinforce one another. As an illustration, capacity building often serves as the glue that brings together various stakeholders in an urban area; able to allocate resources appropriately which offers strong reasons for stakeholders to continue to participate and continue their involvement in building a low carbon city. First, it is not easy to get to the starting point of a low-carbon development or experiment orpilot-project in a city.Initial steps can be started from a new activity or it can come from a modificationor small changes to the existing activities or programs.Then, it needs a strong leadership in the city level which is supported by institutional supporters to implement the program. The other key important element is mobilizing the resources. It required analysis of resource requirements, identification of main resources for a low-carbon city development and its availability and also another external resources that are needed. The best practices in a city could be analyzed and applied to other cities, however, the successful implementation in a city might different with other city.
Databáze: OpenAIRE