Popis: |
Prevalensi kejadian stunting tertinggi di Kalimantan Barat salah satunya adalah Kabupaten Landak yaitu sebesar 42%, setelah urutan pertama yang tempati oleh Kabupaten Ketapang dengan 42,7% dan urutan ketiga yaitu Kabupaten Melawi sebesar 40,8%. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor kejadian stunting pada usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Total sampling yang digunakan sebanyak 110 orang ibu balita kasus stunting. Teknik analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah ASI lanjutan (p=0,003;PR=1,634), peran tenaga kesehatan (p=0,030;PR=0,558), dan kepemilikan jamban (p=0,046;PR=0,622). Variabel yang tidak berhubungan adalah ASI eksklusif dan pola asuh. Kesimpulannya, ASI lanjutan, peran tenaga keseharan dan kepemilikan jamban merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Senakin. Diharapkan peran tenaga kesehatan dalam mempromosikan pencegahan stunting dapat lebih ditingkatkan dengan mengajak kerjasama lintas sektor seperti pihak desa, tokoh agama, ketua adat, dan komunitas atau organisasi yang terdapat di masyarakat.Kata Kunci: Stunting, ASI lanjutan, peran tenaga kesehatan, kepemilikan jamban |