Keuntungan Pola Tanam Jagung Tumpangsari dengan Kacang Tanah di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Autor: Yohana, Cindy, Andajani, Wiwiek, Sidhi, Eko Yuliarsha, Lisanty, Nina
Rok vydání: 2022
Předmět:
Zdroj: JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional; Vol 2, No 1 (2022): JANUARY; 41-51
ISSN: 2775-4987
2775-3638
DOI: 10.30737/jintan.v2i1
Popis: Katikupialang Hamlet, Pataawang Village, Umalulu District is a corn-producing area in East Sumba Regency. Corn has become the main commodity, although local farmers have begun to apply an intercropping corn cropping pattern with peanuts in recent times. This study was objected to financially comparing the income and feasibility of maize farming with monoculture or intercropping patterns. The sample was randomly selected from 20 farmers practicing the corn monoculture pattern and ten farmers practicing the corn-peanut intercropping design. The analysis method includes analysis of costs, revenues, income, and efficiency or feasibility of farming. Furthermore, a comparative study of income and efficiency was carried out using the F and t-tests. The analysis results showed that the income from intercropping maize with peanuts per hectare per growing season is higher than the income from monoculture maize. Likewise, the value of the R/C Ratio and the results of statistical tests were also the same. Based on these findings, counseling related to intercropping maize and beans can be carried out more actively in the East Sumba area.Dusun Katikupialang, Desa Pataawang, Kecamatan Umalulu merupakan wilayah produsen jagung di Kabupaten Sumba Timur. Jagung menjadi komoditi utama, meski dalam kurun waktu terakhir, petani setempat mulai menerapkan pola tanam jagung tumpangsari dengan kacang tanah. Penelitian dilakukan untuk membandingkan secara finansial usahatani pola monokultur jagung dan pola jagung tumpangsari kacang tanah guna mempelajari pola usahatani yang yang efisiensi dan pendapatan paling tinggi. Sampel ditentukan terhadap 20 petani pelaku pola monokultur jagung dan 10 petani pelaku pola jagung tumpangsari dengan kacang tanah dengan teknik simple random sampling. Metode analisis meliputi analisis finansial (biaya, pendapatan, dan kelayakan) usahatani, dilanjutkan dengan analisis statistik pengujian hipotesis. Hasil analisisnya, pendapatan per hektar per musim tanam untuk usahatani jagung tumpangsari lebih besar daripada monokultur, secara statistik hasil pengujian juga terbukti demikian. Hal yang sama juga untuk nilai R/C Ratio dan hasil pengujian statistiknya. Berdasarkan temuan ini, penyuluhan terkait pola tanam jagung tumpang sari dengan kacangkacangan dapat lebih aktif lagi dilakukan di daerah Sumba Timur.
Databáze: OpenAIRE