Legitimasi Hukuman Mati: Perlukah Mandatory Consular Notification Antar Negara?
Autor: | Lendra Fatriani, Bernard Sipahutar |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2022 |
Předmět: | |
Zdroj: | Uti Possidetis: Journal of International Law; Vol. 3 No. 2 (2022); 179-201 Uti Possidetis: Journal of International Law; Vol 3 No 2 (2022); 179-201 |
ISSN: | 2721-8031 2721-8333 |
Popis: | This article questions how the Mandatory Consular Notification practice applied by the Kingdom of Saudi Arabia to Indonesia in rescuing workers sentenced to death. Mandatory Consular Notification is the right to obtain information and access related to state representatives for their citizens and citizens' rights to state representative staff. This is the main guideline in the management of international relations which has been regulated in Article 36 and Article 37 of the 1963 Vienna Convention. In its implementation, the Kingdom of Saudi Arabia does not carry out Mandatory Consular Notification in accordance with applicable regulations. Therefore, Indonesia needs to ensure legal protection efforts for its workforce by conducting a Memorandum of Understanding with the Kingdom of Saudi Arabia. In addition, Indonesia also needs to seek other legal steps, especially in the form of agreements in order to create legal certainty between the state parties. Artikel ini mempertanyakan bagaimana praktik Mandatory Consular Notification yang diterapkan oleh Kerajaan Arab Saudi terhadap Indonesia dalam menyelamatkan tenaga kerja yang dijatuhi hukuman mati. Mandatory Consular Notification adalah hak untuk memperoleh informasi dan akses terkait perwakilan negara atas warga negaranya serta hak warga negara atas staf perwakilan negara. Ini merupakan pedoman utama dalam tata laksana hubungan internasional yang telah diatur di Pasal 36 dan Pasal 37 Konvensi Wina 1963. Dalam pelaksanaannya, Kerajaan Arab Saudi tidak melakukan Mandatory Consular Notification sesuai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu Indonesia perlu memastikan upaya-upaya perlindungan hukum terhadap tenaga kerjanya dengan cara melakukan Memorandum of Understanding dengan Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Indonesia juga perlu mengupayakan langkah hukum lain khususnya dalam bentuk perjanjian agar tercipta kepastian hukum diantara negara pihak. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |