PEMBELAJARAN PARIKAN (PANTUN JAWA) DALAM KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA SEBAGAI PEMBENTUK KAREAKTER SISWA

Autor: Tri Indah Prasasti
Rok vydání: 2018
Zdroj: Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya; Vol 5, No 2 (2018): JURNAL EDUKASI KULTURA
ISSN: 2549-9726
2407-8409
DOI: 10.24114/kultura.v1i2.11773
Popis: Definisi parikan ialah tradisi lisan, budaya lisan dan adat lisan adalah pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pesan atau kesaksian itu disampaikan melalui ucapan, pidato, nyanyian, dan dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, nasehat, balada, atau lagu. Dari segi makna dan fungsi parikan ada beragam parikan dalam masyarakat jawa yaitu sebagai ekspresi jiwa susah, sebagai control sosial, sebagai sindiran, sabagai ekspresi ilmu sejati, sebagai estetika gending dan lainnya. Parikan banyak digunakan sebagai pementasan atau sebagai hiburan berbeda dengan pantun yang digunakan sebagai pesan sosial dan untuk kebutuhan politik pada saat kampanye. Misalnya parikan digunakan untuk gara-gara wayang kulit, dagelan kethoprak, kentrung, dan jathilan. Pada tembang Jawa terdapat nilai-nilai moral sebagai pembentuk karakter siswa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membentuk siswa yang berkarakter. Hal itu pun berkaitan dengan konsep kearifan lokal yang kini mulai sering kita dengar.
Databáze: OpenAIRE