Penataan Konsep dan Manajemen Pengelolaan Kampung Biru Arema (KBA) Malang Sebagai Kampung Wisata Edukasi Sejarah

Autor: Muhammad Rozin, Hamamah Hamamah, Ika Nurhayani
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2020
Předmět:
Zdroj: Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara; Vol. 3 No. 2 (2020): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2020; 271-283
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara; Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2020; 271-283
ISSN: 2599-0764
DOI: 10.29407/ja.v3i2
Popis: To enliven the spirit and support tourism activities in the city of Malang, in 1962 the City Government of Malang launched the slogan Tri Bina Cita which means Malang as a city of education, industry and tourism. This is a strategic step because the three sectors support each other in the economic growth of the city. The Central Statistics Agency (BPS) notes that the number of tourist visits to Malang from year to year continues to increase significantly. This has increasingly stabilized the city of Malang as one of the favorite tourist destinations in Indonesia, not only for domestic tourists but also foreign tourists, as well as opening up enormous opportunities for the development of creative tourism areas, including Kampung Biru Arema (KBA). Moreover, culinary and heritage tourism destinations are still a mainstay in Malang. However, KBA still faces several obstacles to become an ideal tourist area, including the absence of a clear concept of what will become the flagship icon of Kampung Biru as a thematic tourist village and tourism management that has not yet been established. Therefore, the purpose of this community service is to explore the historical potential around Ledok Brantas in Kiduldalem sub-district and make it a mainstay tourism concept for KBA. In addition, another aim is to help formulate an effective and efficient Tourism Management Team. This community service running from March to September 2019 has produced the concept of community-based tourism that is ready to be further developed, namely the launch of the KBA as Historical Education Tourism Village. Another result is the holding of a community-based tourism management workshop so that management can run effectively and efficiently which in the end creates a tourism destination that continues to develop in a sustainable manner and the community becomes increasingly empowered economically, socially and culturally. 
Untuk menghidupkan semangat dan menunjang aktifitas kepariwisataan di kota Malang, maka pada tahun 1962 Pemerintah Kota Malang mencanangkan Tri Bina Cita yakni Malang sebagai kota pendidikan, industri dan pariwisata. Ini adalah langkah yang tepat karena ketiga sektor itu saling menunjang satu sama lain dalam pertumbuhan ekonomi kota Malang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Malang dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Hal ini semakin memantabkan kota Malang sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia, tidak hanya bagi wisatawan nusantara tetapi juga wisatawan asing, sekaligus membuka peluang yang sangat besar bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata kreatif, termasuk Kampung Biru Arema (KBA). Terlebih lagi, destinasi wisata kuliner dan heritage masih menjadi andalan di Kota Malang. Namun, KBA masih menghadapi beberapa kendala untuk menjadi kawasan wisata yang ideal, di antaranya yaitu belum adanya konsep yang jelas tentang apa yang akan menjadi ikon unggulan Kampung Biru sebagai kampung wisata tematik dan manajemen wisata yang belum mapan. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah menggali potensi sejarah sekitar Ledok Brantas di kelurahan Kiduldalem dan menjadikannya sebagai konsep wisata andalan bagi KBA. Selain itu, tujuan lainnya adalah membantu merumuskan Tim Manajemen Pariwisata yang efektif dan efisien. Kegiatan pengabdian yang berjalan sejak bulan Maret hingga September 2019 ini telah menghasilkan konsep wisata berbasis masyarakat yang siap dikembangkan lebih lanjut, yaitu dicanangkannya KBA sebagai Kampung Wisata Edukasi Sejarah. Hasil lainnya adalah telah dilaksanakannya lokakarya manajemen pariwisata berbasis masyarakat sehingga manajemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien yang pada akhirnya tercipta daerah tujuan wisata yang terus berkembang secara berkelanjutan dan masyarakat menjadi semakin berdaya secara ekonomi, sosial dan budaya.
Databáze: OpenAIRE