WAKTU OVULASI DAN ANGKA KEBUNTINGAN PADA SAPI PERAH YANG MENGALAMI KAWIN BERULANG SETELAH PEMBERIAN GnRH, VITAMIN ADE DAN INFUSI IODIUM POVIDON

Autor: Yuliati Wahyu Setyorini, Surya Agus Prihatno
Rok vydání: 2022
Předmět:
Zdroj: Jurnal Sain Veteriner; Vol 40, No 1 (2022): April; 97-103
ISSN: 2407-3733
Popis: Waktu ovulasi dan ANGKA KEBUNTINGAN PADA SAPI PERAH YANG MENGALAMI KAWIN BERULANG SETELAH PEMBERIAN GnRH, VITAMIN ADE DAN INFUSI IODIUM POVIDON Intisari Angka kebuntingan pada sapi perah yang mengalami kawin berulang sangat rendah. Dampak kerugian secara ekonomi bagi peternak sangat nyata disebabkan rendahnya efisiensi reproduksi dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu ovulasi dan angka kebuntingan pada sapi perah yang mengalami kawin berulang setelah pemberian GnRH, vitamin ADE dan infusi iodium povidon. Sebanyak 24 ekor sapi perah FH betina pernah beranak, mempunyai korpus luteum, tidak bunting, umur 3-6 tahun, mengalami kawin berulang, secara klinis sehat dan siklus reproduksi normal digunakan dalam penelitian ini. Sapi dibagi 4 kelompok terdiri dari 6 ekor per kelompok perlakuan. Kelompok P1 sebagai kontrol, kelompok P2 diberi GnRH dosis 250 µg per ekor (Gonadorelin, FertagylTM, Intervet, International B.V., Boxmer, Holland), kelompok P3 diberi vitamin ADE dengan dosis 5 ml dan infusi iodium povidon 1% secara intra uterus. Kelompok P4 diberi vitamin ADE, infusi iodium povidon 1% intra uterus, dan GnRH. Singkonisasi estrus menggunakan Prostaglandin F2α dengan tujuan menyeragamkan waktu timbulnya estrus. Semua sapi estrus dikawinkan secara insiminasi buatan (IB). Pemeriksaan waktu ovulasi secara perrektal kurang dari 12 jam, 12 sampai 24 jam dan lebih dari 24 jam setelah estrus berakhir dan angka kebuntingan menggunakan ultrasonography (USG) pada 30-45 hari dan palpasi rektal pada 60-90 hari setelah inseminasi. Analisa hasil menggunakan deskripsi dan Kruskal-Wallis test. Hasil penelitian menunjukkan waktu ovulasi kurang dari 12 jam, 12 sampai 24 jam dan lebih dari 24 jam masing -masing P1 ( 16.7%, 66,7%, dan 16,7 %), P2 ( 66,7%, 33,3%), P3 (33,3%, 66,7%), P4 (83,3%, 16,7%). Angka kebuntingan pada kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing sebesar P1 (kontrol) 16,67%, P2 (diberi GnRH saat IB) 66,67%, P3 (diberi vitamin ADE dan Infusi iodium povidon 1%) 50% dan P4 (diberi vitamin ADE, Infusi iodium povidon 1%, dan GnRH) 100%. Ketepatan waktu ovulasi dan tingkat kebuntingan yang tertinggi dihasilkan oleh kelompok I yang berbeda secara signifikan (P
Databáze: OpenAIRE