KLIMATOLOGI BADAI PETIR DI WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA BERDASARKAN OBSERVASI SYNOP TAHUN 2000-2012
Autor: | Ardhi Adhary Arbain |
---|---|
Přispěvatelé: | Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi |
Rok vydání: | 2016 |
Předmět: | |
Zdroj: | Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca; Vol 17, No 1 (2016): June 2016; 1-9 |
ISSN: | 2549-1121 1411-4887 |
DOI: | 10.29122/jstmc.v17i1 |
Popis: | Intisari Klimatologi badai petir (TS) dianalisis dengan memanfaatkan pengamatan SYNOP per 3-jam dari 8 stasiun cuaca BMKG yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya selama periode tahun 2000-2012. Frekuensi kejadian TS pada tiap lokasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah laporan TS pada data SYNOP dengan jumlah total observasi yang dilakukan oleh stasiun yang bersangkutan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa TS memiliki dua pola klimatologi yang dominan dan paling sering terjadi pada periode sebelum dan sesudah musim hujan, terutama pada bulan November dan April. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa TS sangat bergantung pada topografi dari lokasi yang bersangkutan, yang mengindikasikan pengaruh kuat dari siklus harian akibat konveksi kuat dan pola angin darat-laut di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada beberapa lokasi yang berdekatan dengan Teluk Jakarta, periode puncak kejadian TS juga terjadi pada puncak musim hujan akibat pengaruh dari monsun barat laut dan seruak dingin yang datang dari Laut Tiongkok Selatan. Variabilitas iklim global seperti ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan MJO (Madden-Julian Oscillation) turut memberikan pengaruh signifikan terhadap frekuensi TS. Hasil analisis menunjukkan bahwa frekuensi TS mengalami peningkatan pada periode La Nina kuat, serta pada periode sebelum dan sesudah MJO melintasi Indonesia bagian barat. Abstract Thunderstorm (TS) climatology was analyzed by utilizing 3-hourly SYNOP observation of 8 BMKG’s weather stations in Jakarta capital and surrounding area during the period of 2000-2012. The frequency of TS occurrences at each location was calculated based on the ratio of TS reports to the total number of SYNOP observations conducted by the stations. The results show that the TS has two dominant climatological patterns in which most cases, the peak periods both preced and succeed the rainy season, especially in November and April. The results also imply that TS occurences are heavily influenced by the topography at each location, which indicate the great dependency of TS to the diurnal cycle generated by strong convective activity and land-sea breeze circulation over Jakarta and surronding regions. On the other hand, the peak period of TS at some locations close to Jakarta Bay, occurs simultaneously with the peak of rainy season by the influence of north-westerly monsoon and cold surge coming from the South China Sea. Global climate variabilities such as ENSO (El Nino Southern Oscillation) and MJO (Madden-Julian Oscillation) also significantly contribute to the anomaly of TS frequency. The results show an enhancement of TS frequency during the period of strong La Nina, as well as the period before and after MJO passes the western part of Indonesia. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |