Penggunaan Biopestisida Nabati Dari Bahan Dasar TOGA Untuk Pengendalian Hama Rayap Pada Pembibitan Pala Dan Cengkeh Milik Kelompok Tani Spirit Di Desa Liliboi

Autor: Marthina Tjoa, Gun Mardiatmoko, Fransina Latumahina
Rok vydání: 2020
Zdroj: Jurnal Karya Abdi Masyarakat; Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Agustus 2020 ; 288-298
ISSN: 2580-2178
2580-1120
DOI: 10.22437/jkam.v4i2.10539
Popis: Rayap adalah serangga sosial yang berasal dari ordo Isoptera dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi, dimana rayap akan menyerang bagian batang hingga akar tanaman akibatnya daun tanaman akan menguning, batang akan membengkak dan akar tanaman terputus. Serangan rayap yang terjadi secara terus - menerus akan semakin sulit dibasmi apabila tidak mendapat perhatian yang serius oleh petani. Petani Desa Liliboi mengalami kesulitan dalam budidaya tanaman pala dan cengkeh karena setiap tahun selalu diserang oleh rayap dengan intensitas kerusakan sedang hingga tinggi dengan luas serangan lebih dari 50 %. Kondisi ini sangat berdampak buruk terhadap kualitas maupun kuantitas tanaman yang dibudidayakan didalam areal hutan kemasyarakatan Desa Liliboi. Warga kehilangan tanaman Pala dan Cengkeh bahkan terjadi penurunan pendapatan masyarakat dari pengelolaan hutan rakyat milik petani hutan. Pengendalian hama rayap umumnya dilakukan oleh petani setempat dengan menggunakan bahan kimia diantaranya Furadan, Sutrin 100 EC dan Bantrek 480 EC yang harganya sangat mahal dan sulit terjangkau oleh kelompok tani, akibatnya mereka selalu merugi tiap tahunnya. Untuk itu perlu dicari solusi yang tepat dalam menangani persoalan yang dihadapi oleh kelompok tani Desa Liliboi. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan kepada petani yakni penggunaan biopestisida nabati dari Tanaman Obat keluarga (TOGA) yang mudah dan murah didapat untuk memberantas serangan rayap yakni Sereh, Daun Pepaya dan Daun Sirsak. Biopestisida nabati memiliki keuntungan antara lain mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang. Penggunaan biopstisid nabati dalam dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah, mudah diperoleh di alam, dan cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil. Pembuatan biopestisida secara sederhana berorientasi kepada penerapan usaha tani berinput rendah, sehingga target yang akan dicapai dari kegiatan PKM yakni meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani hutan melalui perbaikan sistem budidaya dan pemeliharaan tanaman pala dan cengkeh hutan, peningkatan kemampuan petani dalam mendiagnosa gejala serangan hama rayap pada pala dan cengkeh serta kemampuan petani meracik obat pembasmi hama rayap secara masal dari bahan TOGA untuk meningkatan produktivitas tanaman sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejehteraan ekonomi masyarakat petani. Kegiatan yang akan dilaksanakan yakni penguatan kapasitas kelompok tani melalui kegiatan penyuluhan tentang budidaya tanaman pala dan cengkeh, pengenalan gejala dan tanda serangan rayap, peracikan bahan obat pembasmi hama rayap dan pembuatan biopestisida nabati dari tanama obat keluarga (TOGA) yakni Daun Sereh, Daun Pepaya dan Daun Sirsak dalam bentuk larutan. Oleh sebab itu dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mencari solusi yang dihadapi masyarakat yang dilakukan dengan 2 cara yaitu: (1) presentasi materi biopestisida, budidaya pala-cengkeh yang diikuti dengan diskusi dan (2) demo pembuatan biopestisida dari bahan tanaman obat keluarga daun pepaya, sereh dan daun sirsak. Hasil diskusi yang berlangsung selama kegiatan presentasi terungkap banyaknya pertanyaan dari peserta yang belum banyak memahami budidaya pala dan cengkeh serta penggunaan biopestisida guna mendukung pertanian organik, juga tentang pemahaman mengenai cara perawatan pala-cengkeh, pembuatan biopestisida nabati dari tanaman obat keluarga yang bahan-bahannya mudah didapat didesanya. Demo pembuatan biopestisida berjalan dengan lancar dimana peserta juga terlibat aktfif dalam demo tersebut sehingga diharapkan nanti mereka bisa membuat sendiri biopestisida untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani.
Databáze: OpenAIRE