KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM NOVEL PADUSI KARYA KA’BATI
Autor: | Daratullaila Nasri |
---|---|
Rok vydání: | 2017 |
Zdroj: | Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra. 7:225 |
ISSN: | 2580-9717 2086-6038 |
DOI: | 10.31503/madah.v7i2.431 |
Popis: | This thesis is a feminism criticism to a literature created by women. Related to the feminism criticism, the thesis is in the purpose to discover any kind of gender injustices to women in literatures. The injustices happened to women and written by women in Padusi novel are obviously different from literatures written by men. In order to discover the injustices, descriptive analysis method was used for this thesis. The injustices discovered in Padusi novel are: women subordination, negative stereotype to women, and the burden of double job. Gender injustice caused by patriarchy system in society. This patriarchy system is not only being applied by men only, but also by women. Matrilineal system cannot prevent the injustice. If literature (novel) is considered as a reflection of society, then Padusi novel which taking Minangkabau custom as its background that profess matrilineal system has reflected it. Abstrak Tulisan ini merupakan kritik sastra fiminis terhadap karya sastra yang diciptakan oleh perempuan. Berkaitan dengan kritik sastra feminis tersebut, tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan dalam karya sastra. Ketidakadilan gender yang dialami perempuan dan ditulis oleh perempuan dalam novel Padusi tersebut tentu berbeda dengan karya sastra yang diciptakan laki-laki. Untuk mengungkapkan ketidakadilan gender, tulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis. Ketidakadilan gender dalam novel Padusi tersebut ditemukan dalam bentuk subordinasi perempuan, stereotipe negatif terhadap perempuan, dan beban kerja ganda. Ketidakadilan gender tersebut disebabkan budaya patriarki yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat. Budaya patriarki tidak saja diperankan kaum laki-laki, tetapi juga dimainkan oleh perempuan. Sistem kekerabatan matrilineal tidak menjamin tidak terjadinya ketidakadilan gender. Jika karya sastra (novel) dianggap sebagai cermin masyarakat, novel Padusi berlatarkan kebudayaan Minangkabau —menganut sistem kekerabatan matrilineal—telah merefleksikan hal tersebut. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |