Gerakan perlawanan atas penguasaan sumber daya hutan masyarakat adat mentawai di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat
Autor: | Iqbal Syafrudin, Revorlin Telaumbanua |
---|---|
Jazyk: | angličtina |
Rok vydání: | 2021 |
Předmět: | |
Zdroj: | Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi; Vol 21 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 21 No. 1 October 2021; 1-7 |
ISSN: | 1412-1875 2597-4513 |
DOI: | 10.21009/jimd.v21i1 |
Popis: | This study explain how the dynamics of resistance actors from the resistance movement over the control of forest resources of the Mentawai indigenous people on the island of Siberut, Mentawai islands, West Sumatra. The primary data in this study are the results of interviews with the authors in the field, as well as secondary data from books, international and national journals, as well as related official documents. The author concludes that there is no significant resistance due to the lack of solidarity and sense of belonging to the customary forest due to the heterogeneity that exists in Siberut. The conflict that took place was actually not just the interests of the economic base, but the existence of a cultural base that also played an important role.Abstrak Penelitian ini menjelaskan dinamika aktor perlawanan dari gerakan perlawanan atas penguasaan sumber daya hutan masyarakat adat Mentawai di pulau Siberut, kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif . Data primer dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara penulis di lapangan, serta data sekunder yang berasal dari buku, jurnal internasional maupun nasional, maupun dokumen resmi yang berhubungan. Penulis menyimpulkan bahwa tidak ada perlawanan yang begitu signifikan dikarenakan aliansi-aliansimasyarakat yang terbangun kekurangan solidaritas dan “sense of belonging” atas hutan adat karena heterogenitas yang ada pada Siberut. Konflik yang berlangsung sebenarnya tidak hanya sekadar kepentingan basis ekonomi semata namun adanya basis budaya (culture) yang juga memainkan peranan penting. Namun, dikarenakan kurangnya solidaritas tersebut, gerakan yang terbangun bersifat tentatif tergantung kepentingan penggerak gerakan. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |