Interpreting right of accountability from the dimensions of obligation the Piodalan Fund

Autor: Sriwinarti, Ni Ketut, Sokarina, Ayudia
Rok vydání: 2023
Předmět:
Zdroj: JAE (JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI); Vol. 8 No. 1 (2023): JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI; 1-10
JAE (JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI); Vol 8 No 1 (2023): JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI; 1-10
ISSN: 2541-0180
2721-9313
DOI: 10.29407/jae.v8i1.19372
Popis: Piodalan is a traditional ceremony of Balinese Hindus. Piodalan is an immaterial religious activity, as a form of belief to Ida Sang Hyang Widhi as the owner of the universe. For the continuity of piodalan, a material value is needed in the form of funds obtained from the contributions of Balinese Hindu society in banjar. The management of these funds is carried out by one of the banjar administrators as treasurer. Accountability for the management of piodalan funds is very unique with cultural of the Hindu-Balinese, and it’s very interesting to study. This study aims to explore the meaning of accountability of piodalan funds for Hindu-Balinese who live in West Lombok. The tools used to analyze the data, the researcher uses a spiritualist interpretive paradigm and a spiritualist phenomenological. The results show the accountability of piodalan funds means the realization of the responsibility or obligation of Hindus to God for the worldly pleasures that given by Almighty which includes five dimensions, namely: clarity, openness, submission, lascarya (sincerity), and manah Kayun (piety).
Piodalan adalah upacara adat yang wajib dilakukan umat Hindu-Bali. Piodalan merupakan aktivitas religious yang bersifat immaterial, sebagai wujub keyakinan terhadap Ida Sang Hyang Widhi sebagai pemilik alam semesta. Untuk kelancaran piodalan dibutuhkan juga nilai material, berupa dana yang diperoleh dari iuran masyarakat umat Hindu-Bali suatu banjar. Pengelolaan dana tersebut dilakukan oleh salah satu pengurus banjar yang sebagai bendahara banjar. Akuntanbilitas pengelolaan dana piodalan sangat kental akan pendekatan budaya umat Hindu-Bali yang unik, dan sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna akuntabilitas dana piodalan umat Hindu-Bali yang bertempat tinggal di wilayah Lombok barat. Alat yang digunakan untuk menganalisa data, peneliti menggunakan paradigma interpretif spiritualis dan pendekatan fenomenologi spiritualis sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas dana piodalan bermakna perwujudan pertanggungjawaban atau kewajiban umat Hindu, kepada Tuhan atas kenikmatan duniawi yang telah diberikan oleh-Nya yang meliputi lima dimensi, yaitu: kejelasan, keterbukaan, ketundukan, lascarya (ketulusan), dan manah kayun (kesalehan).
Databáze: OpenAIRE