Popis: |
Perubahan social sangat berpengaruh kepada masa depan gereja, pada abad pertengan perilaku social masyarakat dikuasai oleh otoritas gereja dan Aristoteles. Apapun yang dilakukan oleh masyarakat/ seseorang harus sesuai dengan doktrin gereja, jika tidak, maka inkuisisi gereja akan menghukumnya. Pada abad ini, gereja masih menjadi pemimpin arah zaman. Pada abad modern, terjadi perubahan otoritas. Otoritas dipegang oleh rasio atau intelektual. Jika perilaku masyarakat/ seseorang tidak sesuai dengan kebenaran, maka tidak dapat diterima. Itulah sebabnya teks-teks kitab suci harus disesuaikan dengan rasio, jika teks-teks tersebut berisi mujizat-mujizat, maka harus didemitologisasikan. Mulai dari sini, gereja telah menjadi pengikut zaman, bukan lagi pemimpin zaman. Memasuki posmodernisme, terjadi perubahan yang sangat signifikan pada masyarakat yakni terjadinya kegandrungan social virtual, hal ini disebabkan berkembangnya teknologi informasi. Kegandrungan social virtual ini masuk ke gereja, sehingga muncul gereja virtual seperti: http://www.lifechurch.tv., gereja Northland di Orlando, Florida, telah memanfaatkan facebook untuk melakukan pelayanan pujian dan penyembahan kepada 500 juta pengguna facebook secara langsung, GKPB FP Bandung telah membuka satelit virtual. Jika perkembangan ini diikuti oleh gereja-gereja lain, bagaimana dengan masa depan gereja? Maka perlu pemikiran ulang tentang gereja (rethinking the church), tentang konsep jemaat, konsep ibadah, konsep misi dan pemuridan, dan konsep pengembalaan, tentu akan berubah? |