Pandangan Eklesiologi Calvin mengenai Politik Praktis dalam Pelayanan Gereja
Autor: | Alfons Renaldo Tampenawas |
---|---|
Rok vydání: | 2020 |
Zdroj: | THRONOS: Jurnal Teologi Kristen. 1:115-127 |
ISSN: | 2722-662X 2722-7421 |
DOI: | 10.55884/thron.v1i2.7 |
Popis: | This article discusses the inclusion of Calvin’s exclusion of politics in practical churchservice of the Calvin Chruch and state (politicos) as two things that the Lord allows for attending tolife in the world, but both church and state (politics) both have different duties and responsibilitieswhile also helping one another. There’s basically no supremarcy between the two. But what matters iswhen politics blends with service in the church, in another sense the church becomes the vehicle forpolitics. This is what they call a practical political activity. Where both personal and politicalinterests have made the church a tool for sustaining support. This is made the church lose its identityas salt and the light of the world.Keywords: church; ecclesiology; ecclesiology of Calvin; practical politicsAbstrak: Artikel ini membahas mengenai pandangan Eklesiologi Calvin Mengenai Politik Praktisdalam pelayanan Gereja. Dalam Eklesiologi Calvin gereja maupun negara (politik) merupakan duahal yang diijinkan Tuhan untuk hadir dalam kehidupan di dunia, akan tetapi baik gereja maupunnegara (politik) keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda walaupun juga salingmenolong satu dengan yang lain. Pada dasarnya tidak ada supremasi antara keduanya. Namun yangmenjadi persoalan ketika politik bercampur aduk dengan pelayanan di dalam gereja, dalam arti yanglain gereja menjadi kendaraan bagi politik. Inilah yang dinamakan dengan kegiatan politik praktis,dimana kepentingan pribadi maupun kelompok partai politik menjadikan gereja sebagai alat untukmencari dukungan. Hal ini membuat gereja kehilangan jati diri/identitas sebagai garam dan terangdunia.Kata kunci: eklesiologi; eklesiologi Calvin; gereja; politik praktis |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |