Sindrom Pasca-Kolesistektomi
Autor: | Zulkhairi, Muhammad Aflah, Adi Muradi Muhar |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Zdroj: | Cermin Dunia Kedokteran. 49:560-563 |
ISSN: | 2503-2720 0125-913X |
DOI: | 10.55175/cdk.v49i10.306 |
Popis: | Tujuan umum tindakan kolesistektomi adalah menyembuhkan atau meringankan gejala yang mengganggu atau bahkan dapat mematikan. Namun pascakolesistektomi dapat timbul keluhan, dikenal sebagai sindrom pasca-kolesistektomi (SPK). Angka kejadian SPK pada kolesistektomi laparatomi antara 25% - 40% untuk gejala ringan hingga sekitar 10% untuk gejala berat. Keluhan SPK dapat terjadi setelah 2 hari hingga 25 tahun pasca-kolesistektomi. Keluhan umumnya berupa nyeri abdomen kuadran kanan atas, dengan atau tanpa nyeri alih, mirip nyeri sebelum kolesistektomi. Penatalaksanaan SPK terdiri dari intervensi bedah dan non-bedah, farmakoterapi, dan pengaturan nutrisi. The general goal of cholecystectomy is to cure or relieve the disturbing symptoms or even lethal. However, the procedure may be complicated by postcholecystectomy syndrome (PCS). The incidence of PCS in laparoscopic cholecystectomy varies from 25% to 40% for mild symptoms to about 10% for severe symptoms. PCS can occur in 2 days to 25 years after cholecystectomy. Most patients present with right upper quadrant abdominal pain, with or without referred pain, similar to the pain experienced before cholecystectomy. The management of PCS consists of surgical and non-surgical interventions, pharmacotherapy, and nutritional management. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |