DEKOSNTRUKSI EPISTEMOLOGI TIMUR DALAM ILMU PENGETAHUAN HUKUM
Autor: | Ayyub Kadriah, Dadang Sumarna |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2023 |
Předmět: | |
Zdroj: | Journal Justiciabelen (JJ); Vol 3, No 1 (2023): January; 33-47 |
ISSN: | 2774-3764 2774-8375 |
DOI: | 10.35194/jj.v3i1 |
Popis: | Perkembangan epistemology timur dapat terlihat pada bangunan epistemology dimana dalam bangunan itu nampak Perkembangan yang mutahir spesialnya dalam diskursus epistemologi Ilmu yang dipelopori oleh‘ Abid al- Jabiri, yakni; epistemologi bayāni,‘ irfāni, dan burhāni. Bayāni ialah wujud epistemologi yang menekankan dominasi pustaka ( nash) dengan metode langsung atau tidak langsung, dan dijustifikasi lewat ide kebahasaan yang digali lewat inferensi( isti’ lal), dan dengan Mengambil pendekatan kualitatif dekonstruktif hermenuitis berarti lebih fokus pada proses dan makna yang tidak diselidiki secara detail atau yang dinilai secara kualitatif. Dimana kekuatan konteks yang membentuk studi dalam penyusunan jurnal ini sehingga dekonstruksi memberi arti penting bagi teks-teks yang terpinggirkan dari pusat kajian umum hukum. Hal ini terutama ketika menyelidiki konsep metode pemikiran hukum yang berpusat pada pemikiran barat menuju ke-timur sehingga dapat diambil konkulsi bahwa pendekatan epistem itu memiliki kerangka pengetahuan ilmu hukum dalam metode epistemologis yang memiliki khasanah pemikiran timur yang dapat dicermati pada tidak terbatas hanya dalam keterangan hukum islam saja, namun dalam epistemologi ilmu hukum berbasis kerangka transendental dalam pondasi epistemologisnya ilmu hukum bisa dipahami dengan pendekatan holistik yang menyadingkan antara logika dan rasa.ABSTRACTThe epistemology building, where you can observe the most recent advancements, is where you can see the evolution of eastern epistemology. This building contains the bayani, 'irfani, and burhani schools of thought, which were pioneered by 'Abid al-Jabriri. With a qualitative deconstructive hermeneutic approach, which means putting more emphasis on processes and meanings that do not lose spirituality, Bayani is embodying an epistemology that suppresses the dominance of literature (nass) by direct or indirect methods and is justified through linguistic ideas explored through inference (isti'lal). detail or not quantitatively measured. The preparation of this journal took into account socially constructed realities, the subjectivity of the researcher and the subjects under study, and the influence of the context on the studies so that deconstruction gives weight to voices or texts that are marginalized from the center of general studies. This is particularly true when discussing the idea of the legal thought process, which is a thinker who moves between western and eastern thought, in order to draw the conclusion that the epistemological approach permits the creation of a new song that can fit into the framework of several sciences that are similar to legal science. In comparison to religion, the evolution of legal science in the east may be investigated more thoroughly, and it can be discussed in relation to concerns of scientific, social, customary, economic, and legal growth. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |