PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS X.2 TINGKAT ULYA PONDOK PENDIDIKAN ISLAM DARUL 'ULUM PADANG
Autor: | Nurul Septia Parlina, Kaksim Kaksim, Jaenam Jaenam |
---|---|
Přispěvatelé: | Universitas PGRI Sumatera Barat |
Jazyk: | angličtina |
Rok vydání: | 2022 |
Předmět: | |
Zdroj: | Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah; Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah; 226-236 |
ISSN: | 2460-5786 2684-9607 |
DOI: | 10.24114/ph.v7i2 |
Popis: | Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang mendukungnya model pembelajaran yang ada di sekolah, kurang aktif nya siswa didalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, oleh karena itulah guru menggunakan model pembelajaran yang baru, yaitu model Pembelajran STAD, supaya siswa lebih aktif, kreatif, dan Inovatif dalam belajar sejarah. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah Merancang Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan model pembelajaran STAD, mengetahui Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan model pembelajaran STAD, dan mengetahui Kendala-kendala yang di hadapi selama melaksanakan pemebelajaran STAD. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu menggambarkan, menjelaskan, memaparkan, menginterpretasikan keadaan atau fenomena dalam pelaksanaannya penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang di pakai yaitu, yang pertama pengamatan, yang kedua studi dukumentasi ,yang ketiga adalah teknik analisis data. Hasil dari penelitian yang penulis laksanakan bahwasannya pada saat proses perancangan sudah berjalan baik karena di sekolah menyediakan apa yang penulis butuhkan dalam proses pembelajaran. Pada saat pelaksanaan belum sepenuhnya berjalan dengan baik untuk penjelasan materi mereka lebih suka di jelaskan oleh guru, dibandingan berdiskusi terlebih dahulu. Kendala-kendala yang di hadapi oleh peserta didik yaitu ketika mencari pokok bahasan materi sendiri mereka mengalami kesulitan, apalagi media mereka tidak memadai, mereka dilarang menggunakan sumber dari internet. Dengan penerapan model ini tingkat keseriusan peserta didik dalam belajar lebih bagus karena mereka dilatih untuk belajar menggali potensi mereka sendiri dangan berdiskusi tersebut, terjalinlah interaksi dan kerja sama antara peserta didik maupun guru. suasana kelas terlihat lebih hidup sehingga terciptalah kelas yang lebih kondusif. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |