PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PETANI CABE DALAM PENGOLAHAN CABE KERING DI DESA BOCEK, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG
Autor: | Evi Nurifah Julitasari, Emma Budi Sulistiarini, Yovita Serat Payon |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Předmět: | |
Zdroj: | Abdimas Galuh; Vol 3, No 1 (2021): Maret 2021; 114-125 |
ISSN: | 2716-0211 |
Popis: | Pandemi Covid-19, berdampak pada perekonomian khususnya juga terhadap petani cabe. Harga cabe yang turun drastis menyebabkan petani menderita kerugian, hal ini disebabkan cabe segar tidak terserap seluruhnya oleh industri makanan, restoran maupun konsumsi masyarakat. Penurunan harga ini harus diimbangi dengan pengolahan menjadi produk lain yang mempunyai nilai tambah tinggi, misalnya pengolahan cabe kering, abon cabe dan lain sebagainya. Namun sayangnya kemampuan petani untuk mengolah menjadi cabe olahan masih terbatas, oleh karena itu tim kami mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pengolahan cabe segar menjadi cabe kering. Kelompok sasaran kami adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani Manggisari, yang terletak di desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, sebagai salah satu sentra penghasil cabe di Kabupaten Malang. Pelatihan yang didukung oleh LPPM Universitas Widyagama Malang dengan melibatkan mahasiswa program studi Agrobisnis, diharapkan dapat memberi inspirasi, untuk mengolah cabe hasil panennya menjadi cabe kering. Sebelumnya dilakukan penyuluhan dengan memberi pemahaman bahwa harga cabe olahan lebih tinggi dari pada dijual segar atau akan memberi nilai tambah kurang lebih Rp. 10.000/kg. Harapannya dengan memberi hasil perhitungan petani akan mempercayainya (seeing is believing). Program ini akan dilanjutkan secara terus menurus dan khususnya pada kelompok tani wanita (KWT) untuk secara berkelompok melakukan pelatihan pembuatan cabe kering. Pandemi Covid-19, berdampak pada perekonomian, juga terhadap petani cabai. Harga cabai yang turun drastis menyebabkan petani menderita kerugian, hal ini disebabkan cabai segar tidak terserap seluruhnya oleh industri makanan, restoran maupun konsumsi masyarakat. Penurunan harga ini harus diimbangi dengan pengolahan menjadi produk lain yang mempunyai nilai tambah tinggi, misalnya pengolahan cabai kering, abon cabai, dan lain sebagainya. Namun, sayangnya kemampuan petani untuk mengolah menjadi cabai olahan masih terbatas, oleh karena itu, tim mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pengolahan cabai segar menjadi cabai kering. Kelompok sasaran adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani Manggisari, yang terletak di desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, sebagai salah satu sentra penghasil cabai di Kabupaten Malang. Pelatihan yang didukung oleh LPPM Universitas Widyagama Malang dengan melibatkan mahasiswa program studi Agrobisnis, diharapkan dapat memberi inspirasi, untuk mengolah cabai hasil panennya menjadi cabai kering. Sebelumnya dilakukan penyuluhan dengan memberi pemahaman bahwa harga cabai olahan lebih tinggi dari pada dijual segar atau akan memberi nilai tambah kurang lebih Rp 10.000/kg. Harapannya dengan memberi hasil perhitungan petani akan mempercayainya (seeing is believing). Program ini akan dilanjutkan secara terus menerus, khususnya pada kelompok tani wanita (KWT) untuk secara berkelompok melakukan pelatihan pembuatan cabai kering. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |