Diskursus Fikih Indonesia: Dari Living Laws Menjadi Positive Laws
Autor: | M. Noor Harisudin |
---|---|
Rok vydání: | 2017 |
Předmět: | |
Zdroj: | Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam; Vol 10 No 2 (2016); 169-184 |
ISSN: | 2579-4167 1978-6670 |
DOI: | 10.24090/mnh.v10i2.932 |
Popis: | Tulisan ini membahas bagaimana fikih Indonesia diformulasikan. Gagasan fikih Indonesia yang secara akademik pertama kali disampaikan oleh T.M. Hasbi as-Shiddieqy bergerak dari apa yang disebut living laws menjadi positive laws. Diskursus fikih Indonesia yang lahir di Indonesia merupakan bentuk fikih yang bergumul dengan problem realitas masyarakat Indonesia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tidak mengherankan jika dalam konteks fikih Indonesia lahir berbagai domain fikih kontemporer seperti fikih lingkungan, fikih sosial, fikih pluralisme, fikih perempuan, dan lain sebagainya. Melalui tiga periode, yaitu periode perintis, periode pembentukan, dan periode taqnin, fikih Indonesia yang berbasis kontemporer dan merupakan living laws ini selanjutnya dinaikkan statusnya menjadi positive laws yang bersifat mengikat pada seluruh masyarakat muslim di Indonesia. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |