Strategi Pendampingan Terhadap Pelaku Wisata di Ekowisata Sunge Jingkem, Kampung Sembilangan, Desa Samudra Jaya, Kabupaten Bekasi
Autor: | Ni Putu Eka Widiastuti, Asep Kamaluddin Nashir, Kusumajanti Kusumajanti |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Předmět: | |
Zdroj: | Indonesian Journal of Society Engagement. 1:62-85 |
ISSN: | 2723-7524 2723-7532 |
Popis: | Business in Era 4.0 uses a lot of information from internet-based digital media. The world of tourism has a very promising business opportunity for tourism entrepreneurs. Sunge Jingkem in Samudra Jaya Village, Bekasi Regency is a tourism business pioneered by young people, especially from Kampung Sembilangan. The development of the area that was originally only a fishing village turned into a tourist area has become the background for the development of Sunge Jingkem Ecotourism. The main profession of residents in Kp. Sembilang as fishermen is considered not able to do optimally because of fish availability, competition, weather, and pollution, so they have to look for alternative income. Community service carried out by a team from the Jakarta Veteran National Development University in collaboration with the Bekasi District Research and Development Agency aims to create a mentoring strategy for tourism actors to create alternative employment opportunities through Ecotourism by promoting collaboration and creativity. The method of mentoring carried out for tourism actors in Kampung Sembilang, Samudra Jaya Village starts from extracting information directly to the object of guidance, then carrying out FGDs involving tourism actors, and finally direct guidance to tourism actors. Tourism actors consisting of Managers, Local Governments, and Travelers undertake efforts to foster communication so that collaboration can be created, creative ecotourism management, and in the end, the objectives of this guidance can be achieved. Sunge Jingkem Ecotourism is an alternative for fishermen to have additional income apart from being traditional fishermen. Abstrak Bisnis di Era 4.0 ini banyak memanfaatkan informasi dari media digital berbasis internet. Dunia Pariwisata memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi para pelaku usaha wisata. Sunge Jingkem di Desa Samudra Jaya, Kabupaten Bekasi merupakan usaha wisata yang dipelopori oleh para pemuda khususnya dari Kampung Sembilangan. Pengembangan wilayah yang semula hanya desa nelayan berubah menjadi daerah wisata menjadi latar belakang pengembangan di Ekowisata Sunge Jingkem. Profesi utama penduduk di Kp. Sembilangan sebagai nelayan dinilai sudah tidak bisa dilakukan secara optimal dikarena faktor ketersediaan ikan, persaingan, cuaca dan pencemaran sehingga mereka harus mencari alternatif penghasilan. Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh tim dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Bekasi bertujuan untuk membuat strategi pendampingan pada para pelaku wisata dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan alternatif melalui Ekowisata dengan mengedepankan kolaborasi dan kreativitas. Metode pendampingan yang dilakukan kepada pelaku wisata di Kampung Sembilang, Desa Samudra Jaya dimulai dari penggalian informasi secara langsung ke objek pembinaan, kemudian melaksanakan FGD dengan melibatkan para pelaku wisata, dan terakhir dilaksanakan pembinaan langsung ke pelaku wisata. Pelaku wisata yang terdiri dari Pengelola, Pemerintah Daerah, dan Pelancong dilakukan upaya pembinaan komunikasi sehingga dapat tercipta kolaborasi, pengelolaan ekowisata yang kreatif, dan pada akhirnya dapat tercapai tujuan pembinaan ini. Ekowisata Sunge Jingkem sebagai salah satu alternatif bagi nelayan untuk memiliki penghasilan tambahan selain sebagai nelayan tradisional. Kata Kunci: komunikasi; ekowisata; pelaku wisata |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |