Respons Pertumbuhan dan Produksi Empat Kultivar Ubi Jalar (Ipomea batatas (L) Poir) Dataran Tinggi Papua Terhadap Pemangkasan Pucuk

Autor: Ninik Setyowati, Albert Husein Wawo, Peni Lestari
Rok vydání: 2019
Zdroj: Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. :94-103
ISSN: 2527-323X
2527-3221
Popis: Bagi Suku Dani, yang mendiami Lembah Balim, Pegunungan Tengah Papua; ubi jalar adalah komoditas pokok dan zero waste. Bagian pucuk tanaman ini digunakan sebagai sayur, batang dan daun tua sebagai pakan, sedangkan umbi ubi jalar sebagai pangan utama. Sistem budidaya yang dilakukan wanita Suku Dani, yakni memangkas tajuk ubi jalar sebagai sumber pangan dan pakan menjadi latar belakang penelitian dengan tujuan mempelajari pengaruh pemangkasan tajuk terhadap produksi umbi ubi jalar. Data hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk menentukan waktu pemangkasan pucuk yang tepat agar kebutuhan daun muda, batang dan daun tua, serta umbi ubi jalar dapat dipenuhi secara optimal. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Biologi Wamena pada bulan Juni-Desember 2017. Plot percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu kultivar (Helaleke (H), Musan (M), Wenabuge (W) dan Tabugole (T)) dan pemangkasan (tanpa pangkas, 2 bulan, dan 4 bulan). Hasilnya menunjukkan untuk budidaya ubi jalar dataran tinggi, pemangkasan pucuk batang di umur 2 bulan mengurangi ukuran tajuk tanaman, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi umbi tanaman ubi jalar. Pemangkasan pucuk batang pada umur 4 bulan tidak direkomendasikan. Produksi berat umbi lebih dipengaruhi oleh varietas daripada perlakukan pemangkasan. Kultivar Musan direkomendasikan untuk dibudidayakan dengan tujuan dipanen pucuk dan umbinya. Kultivar Tabugole masih dapat dibudidaya untuk produksi pucuk dan umbi apabila panen pucuk dilakukan paling lambat umur 2 bulan, sedangkan Kultivar Helaleke dan Wenabuge sebaiknya tidak dipangkas.
Databáze: OpenAIRE