Popis: |
Wilayah peri urban merupakan wilayah yang memiliki karakteristik kekotaan dan kedesaan. Wilayah Peri urban memiliki karakteristik pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi, sektor ekonominya yang didominasi non-pertanian, dan kesadaran penduduk sebagai penduduk kota pada daerah tersebut. Adanya interaksi yang terjadi dengan wilayah kota maupun desa dapat mempengaruhi perkembangan wilayah peri urban. Perkembangan tersebut dapat menimbulkan perkembangan dan pembangunan wilayah yang tidak terarah dan terkendali. Kota Banjarmasin merupakan perkotaan yang mengalami pertumbuhan terutama sektor perdagangan dan jasa dan Kawasan permukiman. Merujuk dari Teori Singh (2011) yang membagi 3 klasifikasi peri urban, yaitu peri urban primer (ciri kekotaan lebih mendominasi), peri urban sekunder (ciri kekotaan dan kedesaan saling mempengaruhi) dan rural peri urban (ciri kedesaan lebih mempengaruhi). Lokasi penelitian ini adalah kelurahan yang berada di Kota Banjarmasin yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah perumusan karakteristik peri urban primer berdasarkan aspek fisik di Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif terhadap penelitian terdahulu dan metode expert judgement (pendapat para ahli). Variabel karakteristik fisik peri urban primer yang didapakan berupa karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal. Karakteristik fisik yang didapat kemudian akan di lakukan verifikasi kepada narasumber ahli untuk menguji variable dan memilih karakteristik yang paling banyak dipilih oleh narasumber ahli yang bisa diterapkan di Kota Banjarmasin. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 (empat) karakteristik fisik peri urban primer yang dapat diterapkan di Kota Banjarmasin, yaitu karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal. |